Intisari-online.com - Sejak masa awal kemerdekaan Indonesia, Indonesia dan Uni Soviet menjalin hubungan yang cukup harmonis.
Hubungan ini diawali oleh pengakuan Uni Soviet terhadap kedaulatan dan kemerdekaan Indonesia pada 27 Desember 1949, yang merupakan salah satu negara pertama yang melakukan hal tersebut.
Pengakuan ini menandakan dukungan Uni Soviet terhadap perjuangan Indonesia melawan penjajah Belanda.
Presiden Indonesia yang pertama, Soekarno, berperan penting dalam membangun hubungan persahabatan dengan Uni Soviet.
Soekarno mengadakan kunjungan pertamanya ke Uni Soviet pada tahun 1956, dan disambut dengan antusias oleh Perdana Menteri Uni Soviet, Nikita Khrushchev.
Kedua pemimpin ini memiliki pandangan yang sama tentang perdamaian dunia dan gerakan non-blok.
Selama kunjungannya, Soekarno mendapatkan berbagai bantuan dari Uni Soviet, baik di bidang ekonomi, sosial, budaya, maupun militer.
Uni Soviet memberikan pinjaman tanpa bunga, bantuan teknis, beasiswa pendidikan, serta persenjataan modern kepada Indonesia.
Salah satu contoh bantuan militer yang paling terkenal adalah kapal perang KRI Irian 201, yang merupakan kapal perang Soviet yang dipindahkan kepada negara asing untuk pertama kalinya.
Hubungan Indonesia dan Uni Soviet semakin erat ketika Soekarno kembali mengunjungi Uni Soviet pada tahun 1961.
Saat itu, Soekarno bertemu dengan kosmonot legendaris Yuri Gagarin, yang merupakan orang pertama yang terbang ke luar angkasa.
Baca Juga: Kisah Presiden Soekarno Butuh Uang untuk Zakat Fitrah, Sampai Rela Lelang Peci Kuda Mas
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR