Lingchi juga dianggap sebagai hukuman yang tidak berbakti karena mengubah tubuh seseorang yang dianggap sebagai hadiah dari orang tua dan leluhur.
Menurut prinsip Konfusianisme yang dianut oleh kebanyakan orang Tiongkok Kuno, tubuh harus dijaga dengan baik dan dikuburkan secara utuh.
Lingchi melanggar prinsip ini dengan memotong-motong tubuh terpidana dan menghalangi kemungkinan reinkarnasi.
Lingchi tetap berada dalam kode hukum dinasti Qing untuk orang yang dihukum karena pengkhianatan tingkat tinggi dan kejahatan berat lainnya.
Tetapi hukuman itu dihapuskan sebagai hasil revisi 1905 hukum pidana Tiongkok oleh Shen Jiaben.
Revisi ini dilakukan untuk menyesuaikan diri dengan standar peradaban Barat dan menghindari kritik internasional.
Lingchi terakhir kali dilakukan pada tahun 1905 kepada Fu Zhuli, seorang pengawal yang membunuh tuannya, seorang pangeran Mongol.
Eksekusi ini disaksikan oleh beberapa orang Barat yang kemudian memotret dan mempublikasikan gambar-gambar mengerikan tersebut ke dunia luar.
Salah satu kaisar yang dikenal menerapkan lingchi adalah Qin Shi Huang, kaisar pertama Tiongkok yang menaklukkan tujuh kerajaan dan memerintah semuanya.
Qin Shi Huang adalah seorang penguasa yang tirani dan paranoid, yang takut akan kematian dan mencari cara untuk mencapai keabadian.
Ia memerintahkan pembangunan makam raksasa yang dikenal sebagai Mausoleum Qin Shi Huang, yang berisi lebih dari 8.000 patung tentara tanah liat yang disebut Tentara Terakota.
Ia juga memerintahkan pembunuhan para sarjana yang menentangnya dan pembakaran buku-buku sejarah dan filsafat.
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR