Arya Penangsang pun tahu, dan marah.
Dalam surat itu tertulis, Hadiwijaya menantang Arya Penangsan bertarung sendirian.
Singkat cerita, Arya Penangsang sampai di tepi Bengawan Sore.
Di situ, Ki Juru Martani mengatur siasat kedua: Arya Penangsang tidak berani menyeberang ke tepi seberang sungai karena teringat pesan Sunan Kudus.
Tapi Ki Juru Martani sudah menyusun rencana jitu: Sutawijaya disuruh naik kuda betina yang sudah dipotong ekornya.
Kuda jantang Arya Penangsang pun jadi gusar dan membawa Arya Penangsang ke sisi sungai.
Dan di situlah ajal menjemput Arya Penangsang.
Setelah itu, Ki Juru Martani menjadi penasihan Panembahan Senopati saat mendirikan Kesultanan Mataram.
Ketika Mataram terlibat perang melawan Pajang, Ki Juru Martani bertapi di puncak Gunung Merapi.
Hasilnya, Gunung Merapi tiba-tiba meletus dan memuntahkan laharnya menyapu pasukan Pajang.
Selain cerdik dalam bersiasat perang, Ki Juru Martani juga dikenal punya kesaktian yang cukup tinggi.
Sutawijaya memiliki putra sulung bernama Raden Rangga yang suka memamerkan kesaktiannya.
Penulis | : | Moh. Habib Asyhad |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR