Ia juga memberikan keris Kyai Setan Kober kepada Arya Penangsang sebagai pusaka.
Keris ini memiliki kekuatan magis yang dapat membunuh musuh dengan mudah.
Pada tahun 1521, Pati Unus, paman Arya Penangsang yang menjadi raja kedua Demak, gugur dalam penyerangan ke Malaka yang dikuasai Portugis.
Hal ini menimbulkan perselisihan antara Trenggana, adik Pati Unus, dengan Raden Kikin, ayah Arya Penangsang, tentang siapa yang berhak menggantikan tahta Demak.
Trenggana didukung oleh Sunan Giri dan Sunan Gunung Jati, sedangkan Raden Kikin didukung oleh Sunan Kalijaga dan Sunan Muria.
Pada suatu hari, Raden Mukmin atau Sunan Prawoto, putra Trenggana, membunuh Raden Kikin di tepi sungai Lasem dengan menggunakan keris Kyai Setan Kober yang dicuri dari Arya Penangsang.
Peristiwa ini membuat Trenggana menjadi raja ketiga Demak tanpa perlawanan.
Raden Kikin kemudian dikenal dengan sebutan Pangeran Sekar Seda Lepen, artinya bunga yang gugur di sungai.
Arya Penangsang sangat berduka dan marah atas kematian ayahnya.
Ia bersumpah akan membalas dendam kepada Trenggana dan Sunan Prawoto.
Ia kemudian menggantikan ayahnya sebagai Adipati Jipang.
Ia juga mendapat dukungan dari beberapa adipati lainnya yang tidak puas dengan pemerintahan Trenggana.
Penulis | : | Moh. Habib Asyhad |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR