Trenggana memerintah Demak selama 25 tahun.
Ia meninggal pada tahun 1546 saat menyerang Portugis di Panarukan, Situbondo. Sunan Prawoto menggantikannya sebagai raja keempat Demak. Ia memindahkan ibu kota Demak ke Prawoto.
Periode ini dikenal sebagai Demak Prawoto.
Pada tahun 1549, Arya Penangsang berhasil membalas dendam kepada Sunan Prawoto dengan mengirim utusan bernama Rangkud untuk membunuhnya dengan keris Kyai Setan Kober.
Setelah itu, ia mengklaim dirinya sebagai raja kelima Demak dan memindahkan ibu kota Demak ke Jipang.
Periode ini dikenal sebagai Demak Jipang.
Arya Penangsang berambisi untuk mengembalikan kejayaan Demak yang mulai meredup setelah kematian Sultan Trenggana.
Ia berusaha untuk memperluas wilayah kekuasaannya dengan menyerang kerajaan-kerajaan lain di Jawa.
Ia juga berkonflik dengan beberapa wali Songo yang tidak sejalan dengan kebijakannya.
Ia bahkan berani menantang Sunan Kudus, gurunya sendiri, yang mencoba untuk membunuh Sultan Hadiwijaya, menantu Sultan Trenggana yang menjadi raja Pajang.
Sultan Hadiwijaya adalah putra dari Ki Ageng Pengging, seorang bangsawan dari Mataram.
Ia menikah dengan salah satu putri Sultan Trenggana yang merupakan adik dari Sunan Prawoto.
Penulis | : | Moh. Habib Asyhad |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR