Ini Mitos-mitos Seputar Arya Penangsang Yang Ngebet Jadi Penguasa Kerajaan Demak, Ngeri-ngeri Sedap

Moh. Habib Asyhad
Moh. Habib Asyhad

Editor

Arya Penangsang bisa dibilang sebagai salah satu tokoh paling enigmatik dalam khasanah sejarah masa kerajaan Islam di Nusantara. Banyak mitos yang meliputi kehidupan Sang Penguasa Jipang.
Arya Penangsang bisa dibilang sebagai salah satu tokoh paling enigmatik dalam khasanah sejarah masa kerajaan Islam di Nusantara. Banyak mitos yang meliputi kehidupan Sang Penguasa Jipang.

Arya Penangsang bisa dibilang sebagai salah satu tokoh paling enigmatik dalam khasanah sejarah masa kerajaan Islam di Nusantara. Banyak mitos yang meliputi kehidupan Sang Penguasa Jipang.

Intisari-Online.com -Jika ada tokoh paling enigmatik dalam sejarah Indonesia, Arya Penangsang mungkin salah astunya.

Sang penguasa Jipang itu merupakansalah satu tokoh sejarah yang penuh dengan kontroversi dan misteri.

Dia merupakan Adipati Jipang yang memerintah pada pertengahan abad ke-16.

Arya Penangsang merupakan putra pertama dari Pangeran Surowiyoto atau Raden Kikin, anak dari Raden Patah, raja pertama Demak.

Dia juga merupakan murid kesayangan Sunan Kudus yang mewarisi keris pusaka Setan Kober.

Arya Penangsang dikenal sebagai pemberontak yang dengan ambisinya ingin merebut takhta Demak dari tangan Sultan Hadiwijaya atau Jaka Tingkir.

Dia juga dikenal sebagai orang yang pendendam dan kejam.

Dia membunuh Sunan Prawoto, putra dari Sultan Trenggana, adik Raden Patah, dengan menggunakan keris Setan Kober untuk membalas kematian ayahnya yang dibunuh oleh Sunan Prawoto dengan keris yang sama.

Namun, di balik kisah sejarahnya yang kelam, terdapat banyak mitos-mitos yang menyertai Arya Penangsang.

Mitos-mitos ini berkaitan dengan asal usulnya, kekuatan dan kelemahannya, serta kematian dan peninggalannya.

Berikut adalah beberapa mitos-mitos yang beredar tentang Arya Penangsang:

Mitos pertama adalah tentang asal usul Arya Penangsang.

Menurut salah satu versi, ia adalah keturunan dari Raja Majapahit Bhre Kertabhumi melalui ibunya, Putri Ayu Retno Panggung, cucu dari Raja Majapahit.

Hal ini membuat Arya Penangsang memiliki darah biru dan hak waris atas Majapahit.

Mitos kedua adalah tentang kekuatan Arya Penangsang.

Dia dikatakan memiliki ilmu kanuragan yang tinggi dan mampu mengendalikan angin dan petir.

Arya Penangsang juga memiliki keris Setan Kober yang sangat sakti dan berbahaya.

Keris ini dapat membunuh musuhnya dengan sekali tusuk dan dapat kembali ke tangan pemiliknya setelah dilempar.

Mitos ketiga adalah tentang kelemahan Arya Penangsang.

Dia dikatakan memiliki luka di perutnya akibat terkena tusukan keris Setan Kober saat membunuh Sunan Prawoto.

Luka ini tidak dapat sembuh dan mengeluarkan bau busuk.

Dia juga memiliki sifat sombong, angkuh, dan tidak menghormati ulama.

Mitos keempat adalah tentang kematian Arya Penangsang.

Dia dikatakan tewas di tangan Sutawijaya, putra Sultan Hadiwijaya, yang kemudian menjadi pendiri Kerajaan Mataram.

Sutawijaya berhasil menipu Arya Penangsang dengan menyamar sebagai pengemis dan meminta makanan.

Saat Arya Penangsang memberikan makanan, Sutawijaya menarik ikat pinggangnya yang terbuat dari kulit naga dan melilitkan ke perut Arya Penangsang.

Luka di perut Arya Penangsang terbuka dan keris Setan Kober terjatuh dan menancap ke perutnya sendiri.

Mitos kelima adalah tentang peninggalan Arya Penangsang.

Ia dikatakan meninggalkan makam di Desa Gondosuli, Kecamatan Tawangharjo, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah.

Makam ini menjadi tempatziarah dan pemujaan oleh sebagian orang yang percaya akan kekuatan dan kesaktian Arya Penangsang.

Mitos keenam adalah tentang makam Arya Penangsang yang berbeda-beda.

Selain makam di Desa Gondosuli, ada juga yang mengklaim bahwa makam Arya Penangsang berada di Desa Indralaya, Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan.

Menurut cerita masyarakat setempat, Arya Penangsang tidak terbunuh di Jawa, tetapi melarikan diri ke Sumatera dan mengajarkan agama Islam di sana.

Ada juga yang mengatakan bahwa makam Arya Penangsang berada di Desa Kedungwungu, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Blora, Jawa Tengah.

Menurut cerita masyarakat setempat, Arya Penangsang tidak tewas karena keris Setan Kober, tetapi karena racun yang diberikan oleh Sutawijaya.

Mitos-mitos tentang Arya Penangsang ini menunjukkan bahwa ia adalah tokoh yang memiliki pengaruh dan daya tarik yang besar bagi masyarakat.

Ia juga menjadi saksi dari sejarah perjuangan dan perebutan kekuasaan di Nusantara pada masa itu.

Artikel Terkait