Keris ini diyakini memiliki kekuatan untuk melindungi pemiliknya dari segala bahaya dan memberikan kemenangan dalam peperangan.
Keris ini juga memiliki ciri khas bentuk bilah yang melengkung seperti huruf S dan pamor yang menyerupai bintang.
Keris kyai pleret saat ini masih disimpan di Keraton Yogyakarta sebagai salah satu pusaka terpenting.
Keris ini sering dipamerkan dalam upacara-upacara adat keraton, seperti Grebeg Maulud, Grebeg Syawal, dan Grebeg Besar.
Keris ini juga menjadi salah satu simbol kejayaan dan kebesaran Kerajaan Mataram Islam yang pernah menguasai hampir seluruh Pulau Jawa.
Selain memiliki kekuatan magis, keris kyai pleret juga memiliki kisah-kisah menarik yang terkait dengan sejarah Kerajaan Mataram Islam.
Salah satu kisah yang paling terkenal adalah ketika keris kyai pleret digunakan oleh Sultan Agung untuk menyerang Batavia, benteng VOC yang saat itu dikuasai oleh Jan Pieterszoon Coen.
Dalam pertempuran yang berlangsung pada tahun 1628-1629, Sultan Agung berhasil mengepung Batavia dan hampir menguasainya.
Namun, karena kurangnya persediaan makanan dan air, ia terpaksa mundur. Sebelum mundur, ia melemparkan keris kyai pleret ke arah Batavia dengan harapan bahwa suatu hari nanti ia akan kembali dan merebutnya.
Sayangnya, keris itu tidak sampai ke tujuan dan jatuh di tengah laut.
Keris itu kemudian ditemukan oleh seorang nelayan dan dibawa ke Keraton Yogyakarta.
Baca Juga: Sukses Sebabkan Malapetaka, Keris Empu Gandring Milik Ken Arok Dianggap Sebagai Keris Gagal
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR