"Keris empu gandring justru bisa disebut keris buruk, misproduct atau salah kedaden, karena membawa malapetaka bagi orang banyak," Empu Jeno Harumbrojo.
Intisari-Online.com - Dikenal sebagai keris sakti mandraguna dan pembawa malapetaka, siapa sangka keris empu gandring justru dianggap sebagai keris gagal.
Terkait penjelasan kenapa keris milik Ken Arok itu dianggap sebagai keris gagal, Majalah Intisari edisi Desember 1991 pernah mengulasnya.
Apa alasan keris empu gandring dianggap sebagai keris yang buruk dan produk gagal?
"Keris semacam itu," tulis Intisari, "Justru bisa disebut keris buruk, misproduct atau salah kedaden, karena membawa malapetaka bagi orang banyak."
"Meski tetap ada kekecualian, misalnya keris yang memang dibuat untuk tujuan membunuh orang."
Pernyataan itu sendiri keluar dari mulut bukan orang sembarangan, tapi dari Empu Jeno Harumbrojo--ketika diwawancarai, Empu Jeno masih sugeng dan berusia 60 tahun.
Empu Jeno tingal di Desa Gatak, Sumberagung, Moyudan, Sleman, Yogyakarta.
Empu Jeno bukan sembarang empu.
Masih dari sumber yang sama, Empu Jeno merupakan keturunan empu kondang di zaman Majapahit terakhir, Empu Tumenggung Supodriyo.
Empu Jeno adalah salah seorang dari tiga pewaris kepandaian ayahnya, Empu Supowinangun.
Dua pewaris lain yakni kakaknya sendiri, sudah menanggalkan keterampilannya.
Penulis | : | Moh. Habib Asyhad |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR