Di malam-malam selanjutnya, Nabi Ibrahim kembali memimpikan hal yang sama.
Itu artinya, Allah memang telah memerintahnya untuk menyembelih Ismail.
Nabi Ibrahim lantas memberi tahu Ismail tentang perintah itu.
Tanpa ragu, Ismail pun menyanggupi perintah tersebut.
Ia juga yang meyakinkan sang ayah untuk melaksanakan perintah tersebut.
Hari eksekusi pun tiba.
Dengan ikhlas, Ismail meminta sang ayah untuk menyingkap bajunya agar tak terkena noda dari darahnya.
Ia juga meminta ayahnya menyembelihnya dengan cepat agar kematiannya terasa lebih ringan.
Nabi Ibrahim tak kuasa menahan tangisnya ketika mendengar kata-kata sang putra.
Begitu pula dengan Nabi Ismail yang ikut menangis.
Saat itu, ketaatan Nabi Ibrahim benar-benar diuji.
Di satu sisi ia sangat menyayangi putranya.
Penulis | : | Dwi Nur Mashitoh |
Editor | : | Dwi Nur Mashitoh |
KOMENTAR