Kisah Pertemuan Nabi Adam dan Nabi Musa, Terjadi Perdebatan Sengit

Dwi Nur Mashitoh

Editor

Kisah pertemuan Nabi Adam dan Nabi musa
Kisah pertemuan Nabi Adam dan Nabi musa

Intisari-Online.com - Nabi Musa dan Nabi Adam pernah bertemu.

Dalam pertemuan itu, Nabi Musa dan Nabi Adam terlibat perbincangan sengit.

Perbincangan sengit itu bermula saat Nabi Musa mempersoalkan dikeluarkannya Nabi Adam dari surga.

Melansir dari NU Online, Nabi Musa lah yang awalnya ingin bertemu Nabi Adam untuk membahas hal tersebut.

Perjalanan hidup Nabi Musa yang penuh rintangan disebut jadi pemicu ia mempermasalahkan hal tersebut.

Selama hidupnya, Nabi Musa memang harus berjuang keras menghadapi Fir'aun dan para pengikutnya.

Dimana ia sempat menghadapi masa melarikan diri dari Mesir ke Madyan.

Selama delapan tahun pula ia harus menggembala kambing di sana.

Tak hanya itu saja, Nabi Musa juga harus menghadapi pertentangan, penolakan, dan penderitaan dari kaum Bani Israil.

Penderitaan Nabi Musa tak ubahnya takdir yang ditulis Allah untuk manusia dalam Al Quran Surat Al Balad ayat 4 yang berarti:

"Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia berada dalam kepayahan."

Nabi Musa berpikir semua kepayahan itu tak perlu dialami manusia bila Adam tak melakukan kesalahan.

Kalau saja Adam tak memakan buah terlarang, ia mungkin masih berbahagia hidup di surga.

Terlebih, Adam telah dijamin tidak akan kelaparan, kedinginan, kehausan atau harus berjuang untuk hidup selama di Surga.

Begitu pula dengan keturunan Adam di dunia.

Karena itu, saat bertemu dengan Nabi Adam, Nabi Musa langsung menyinggung hal itu.

Nabi Musa bahkan menyalahkan Nabi Adam karena telah melanggar aturan dan membuatnya didepak dari Surga.

Tak hanya itu saja, Nabi Musa turut menyinggung soal karunia Allah yang telah diberikan pada Nabi Adam.

Allah menciptakan Nabi Adam langsung dari tangan-Nya, sementara mahkluk lain diciptakan dengan kalimat-Nya, "Jadilah!".

Selain itu, Allah juga yang meniupkan roh-Nya secara langsung kepada Nabi Adam.

Setelah menjadi wujud Adam, ia disujudi oleh para malaikat dan ditempatkan di surga.

Nabi Musa beranggapan, seseorang yang telah mendapat karunia semacam itu seharusnya tak durhaka pada Allah.

Sehingga ia dan keturunannya bisa hidup di surga dengan segala kenikmatan-Nya.

Nabi Adam pun memberikan jawaban yang langsung membuat Nabi Musa bungkam.

"Engkau juga Musa adalah makhluk yang dipilih Allah dengan karunia dan kalam-Nya.

Engkau diberi lembaran-lembaran wahyu yang di dalamnya termaktub penjelasan terhadap segala sesuatu.

Engkau dibisikki Allah dari dekat. Pertanyaannya, berapa lama engkau mendapati Allah menulis Taurat sebelum menciptakanku?" ucap Nabi Adam.

"Empat puluh tahun," jawab Nabi Musa.

Nabi Adam kembali bertanya, "Lantas apakah dalam kitab itu engkau mendapati ayat yang mengatakan, ‘Dan durhakalah Adam kepada Tuhan dan sesatlah ia?’ (Q.S. Thaha [20]: 121).

"Benar," jawab Nabi Musa.

"Masihkah engkau akan menyalahkanku hanya karena melakukan suatu perbuatan yang telah ditetapkan Allah untuk aku kerjakan empat puluh tahun sebelum Dia menciptakanku?" kata Nabi Adam yang langsung membuat Nabi Musa terdiam.

Kekuatan argumen Nabi Adam ini diakui oleh Nabi Muhammad di penghujung hadistnya.

Baca Juga: Bisa Memakan Seluruh Dunia Namun Takut Pada Allah, Inilah Kisah Ular Falak Makhluk Mitologi Dalam Kepercayaan Arab

(*)

Artikel Terkait