Ia bergegas ke toilet untuk buang air besar, tetapi malah jatuh ke dalam lubang jamban dan tenggelam dalam kotoran.
Ia meninggal dengan cara yang memalukan dan menyedihkan.
Setelah kematian Adipati Jing, putra bungsunya Pangeran Tu naik takhta sebagai Adipati Dao dari Qi.
Namun, ia tidak mendapat dukungan dari para bangsawan dan menteri yang lebih menyukai putra-putra Adipati Jing yang lain.
Beberapa klan bersekongkol untuk menggulingkan Adipati Dao dan membawa kembali Pangeran Yangsheng, salah satu putra Adipati Jing yang diasingkan ke Lai.
Pangeran Yangsheng naik takhta sebagai Adipati Ping dari Qi dan memerintahkan untuk membunuh Adipati Dao dan ibunya.
Namun, ia juga tidak populer di kalangan rakyat dan bangsawan karena sifatnya yang kejam dan sombong.
Ia sering menindas rakyat dan menghina para menteri. Ia juga berselingkuh dengan istri Yan Ying, perdana menteri yang setia kepada Adipati Jing.
Yan Ying tidak bisa menerima pengkhianatan itu dan memutuskan untuk membalas dendam.
Ia bersekutu dengan klan Tian dan Gao untuk merencanakan pembunuhan terhadap Adipati Ping.
Mereka berhasil membunuh Adipati Ping pada tahun 484 SM dan mengangkat Pangeran Jiu, putra Adipati Dao, sebagai penguasa baru Qi.
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR