Selain itu, ada juga faktor politik dan agama yang mendorong serangan tersebut.
Rajendra Chola I ingin memperlihatkan kekuatan dan kemuliaannya sebagai raja besar di India Selatan.
Ia juga ingin menyebarkan agama Hinduisme yang dianutnya ke wilayah-wilayah lain, termasuk ke Kerajaan Sriwijaya yang mayoritas penduduknya beragama Buddha.
Strategi Serangan
Kerajaan Chola India menggunakan strategi serangan laut untuk menyerbu Kerajaan Sriwijaya.
Rajendra Chola I memimpin armada laut yang terdiri dari ribuan kapal perang dan tentara.
Armada laut ini berlayar dari pelabuhan Nagapattinam di Tamil Nadu menuju ke arah timur.
Serangan pertama dilakukan pada tahun 1017, ketika armada laut Chola menyerang pelabuhan-pelabuhan penting Sriwijaya di Sumatera dan Semenanjung Malaya, seperti Kadaram (Kedah), Pannai (Panai), Tambralinga (Nakhon Si Thammarat), dan Langkasuka (Pattani).
Serangan ini berhasil menghancurkan sebagian besar armada laut Sriwijaya dan merampas banyak harta benda.
Serangan kedua dilakukan pada tahun 1025, ketika armada laut Chola menyerang langsung ibu kota Sriwijaya di Palembang.
Serangan ini berhasil menaklukkan Palembang dan membawa puluhan ribu tawanan perang, termasuk raja Sriwijaya saat itu, Sangrama Vijayatungavarman.
Rajendra Chola I kemudian menggelari dirinya sebagai “Rajendra Cholaganga”, yang berarti “Rajendra yang mengalir seperti sungai Gangga”.
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR