Di dalam satuan AL Belanda kala itu, Halim Perdanakusuma berada di bagian torpedo sebelum akhirnya harus menyebrang ke Australia karena serangan tentara Jepang.
Singkat cerita saat berada di pelariannya, Halim mendapat tugas untuk ke India dan bergabung dengan militer Inggris di sana.
Cerita kehidupan Halim Perdanakusuma semakin menarik saat dirinya bertemu dengan salah satu komandan militer terhebat Inggris kala itu, Laksamana Mountbatten.
Halim yang memiliki hobi melukis membuat Mountbatten tergerak usai mendengar kabar pemuda asal Madura itu mengidolakan sang Panglima militer Inggris.
Bahkan Halim meletakkan lukisa Mountbatten di barak tempatnya tidur setiap hari hingga membuatnya diperhatikan oleh Panglima militer Inggris tersebut.
Ia pun mendapat kesempatan untuk melanjutkan sekolah militernya di Inggris yang ternyata merubah jalan hidupnya 180 derajat.
Halim Perdanakusuma sempat mengenyam pendidikan di Royal Canada Air Force (RCAF) di usia yang masih sangat muda, yakni 22 tahun.
Kehebatan Halim Perdanakusuma dalam hal menerbangkan jet tempur membuatnya mampu bergabung dengan Royal Air Force (RAF) Inggris.
Gejolah perang dunia kala itu membuat Halim Perdanakusuma ikut berperang melawan Nazi Jerman.
Baca Juga: Alasan Ulama Indonesia Syekh Yusuf Menjadi Pahlawan di Negara Lain
Dalam buku Bakti TNI Angkatan Udara 1946-2003, Halim muda saat itu bahkan kurang lebih sebanyak 42 kali mengikuti misi pengeboman di wilayah Nazi.
"Setiap kali ia iktu dengan skwadronnya dalam serangan udara atas kota-kota di Jerman dan Perancis, pasti seluruh awak pesawat pulang dengan selamat," tulis M.Sunjata dalam bukunya.
Penulis | : | Andreas Chris Febrianto Nugroho |
Editor | : | Andreas Chris Febrianto Nugroho |
KOMENTAR