Lalu mereka mulai meningkatkan kekuatan mereka di provinsi-provinsi di China Utara.
Gubernur provinsi Shandong mulai mendaftarkan kelompok Boxer sebagai kelompok milisi lokal, mengubah nama mereka dari Yihequan menjadi Yihetuan.
Saat itu, banyak pejabat dinasti Qing percaya bahwa ritual Boxer benar-benar membuat mereka kebal terhadap peluru.
Apalagi kelompok itu mendapat dukungan dari Cixi, janda permaisuri yang berkuasa.
Pelan-pelan, kelompok ini mulai memprovokasi. Salah satunya terhadap orang asing.
Pada akhir tahun 1899, Boxers secara terbuka menyerang orang Barat dan orang Kristen Tionghoa.
Di Beijing, mereka membakar gereja dan tempat tinggal asing serta membunuh tersangka orang Tionghoa Kristen di tempat.
Pada 17 Juni 1899, kekuatan asing membalas dengan merebut benteng Dagu di pantai untuk memulihkan akses dari Beijing ke Tianjin.
Keesokan harinya Cixi memerintahkan agar semua orang asing dibunuh.
Menteri Jerman dibunuh, dan menteri luar negeri lainnya serta keluarga dan staf mereka, bersama dengan ratusan orang Kristen Tionghoa, dikepung di tempat kedutaan mereka dan di katedral Katolik Roma di Beijing.
Ketika pemberontakan semakin mengerikan, pasukan internasional yang terdiri dari sekitar 19.000 tentara dikumpulkan.
Baca Juga: Film The Grandmaster Of Kungfu, Kisah Nyata Master Kung Fu, Ip Man, Benarkah Gurunya Bruce Lee?
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR