Di zaman purba, kapur barus dan kemenyan menjadi dua benda asal Nusantara yang telah mendunia.
Seperti dalam situs pemakaman Mahligai dan Papan Tinggi yang bertuliskan Arab Kuno (Persia) yang diperkirakan pada abad ke-8 Masehi juga menjadi bukti kuat pentingnya kapur barus pada masa lalu.
Salah satu sejarawan sekaligus tokoh kemerdekaan Mohammad Yamin pernah mengungkapkan bahwa perdagangan rempah-rempah asal Nusantara telah terjadi sejak 6.000 tahun silam.
Selain kapur barus, rempah lain seperti vanilla, cengkih, pala, lada, kapulaga juga berasal dari Nusantara.
Pada era Jalur Sutra, rempah-rempah asal Indonesia masih menjadi komoditas penting perdagangan.
Bahkan usai kejatuhan Konstantinopel ke tangan pasukan Turki yang disebut sebagai penyebab orang-orang Eropa melakukan perjalanan Laut tak lain karena kebutuhan mereka pada rempah-rempah asal Nusantara.
Sudah bisa ditebak, susahnya dan pentingnya rempah-rempah asal Nusantara itu membuat benda dapur tersebut dihargai mahal.
Harga mahal rempah-rempah ternyata masih terjaga sampai saat ini.
Lalu rempah-rempah khas Indonesia apa saja yang dihargai mahal?
Melansir dari laman Luxury Academy, sejumlah rempah-rempah tercatat sebagai benda dengan harga mahal.
Sejumlah rempah-rempah tersebut ternyata ada yang berasal dari Indonesia.
Seperti vanila yang berasal dari anggrek genus Vanilla tersebut dihargai mencapai Rp 4,8 juta per kilogram.
Melansir dari laman Kemenprarekraf.go.id, vanila menjadi komuditi perdagangan yang berasal dari budidaya sejumlah wilayah di Indonesia seperti Jawa TImur, Jawa Tengah, Lampung, hingga Nusa Tenggara Timur.
Adapula rempah-rempah asal Indonesia lain seperti Kapulaga.
Siapa sangka rempah-rempah asal Indonesia tersebut dihargai mencapai Rp 995.000 per kilonya.
Sementara itu lada panjang yang juga menjadi rempah-rempah khas Indonesia juga termasuk sebagai salah satu bahan dapur dengan harga mahal.
Setidaknya lada panjang dihargai mencapai Rp 905.000 per kilogramnya.
(*)
Penulis | : | Andreas Chris Febrianto Nugroho |
Editor | : | Andreas Chris Febrianto Nugroho |
KOMENTAR