Seperti diketahui pada April 2022, Sri Lanka mengumumkan gagal bayar utang 51 miliar dollar AS (Rp 732 triliun) yang dipinjamnya dari luar negeri.
Sri Lanka bangkrut dan pemerintah sempat menerapkan darurat nasional.
Negara pulau berpenduduk 22 juta orang itu juga mengalami kekurangan makanan, bahan bakar, dan kebutuhan pokok lainnya yang akut.
Kesengsaraan meluas di Sri Lanka, di mana kondisi itu disebut menjadi yang terburuk sejak kemerdekaan dari Inggris pada 1948.
Selain Sri Lanka yang mengalami kebangkrutan karena gagal bayar utang pada 2022 lalu, ada sederet negara yang juga mengalami hal serupa jauh sebelum Sri Lanka.
Meksiko bangkrut pada 1982 dengan utang 80 miliar dollar AS saat itu.
Menghadapi kebangkrutan, Meksiko akhirnya dibantu dengan dana bailout dari IMF, Kanada, sejumlah negara Amerika Latin, dan khususnya pinjaman 50 miliar dollar AS oleh Presiden AS saat itu Bill Clinton.
Kemudian pada 1998, kebangkrutan dialami Rusia, dengan utang 17 miliar dollar AS saat itu.
Dikutip dari situs web Rabobank, pada Juli 1999 IMF sepakat menyuntikkan dana 4,5 miliar dollar AS (kini Rp 66,52 triliun) untuk membawa Rusia kembali ke akses pasar keuangan internasional.
Argentina juga mengalami kebangkrutan yaitu pada 2001 dengan utang 145 miliar dollar AS sat itu.
Bahkan saking parahnya krisis Argentina bangkrut, "Negeri Tango" itu sampai berganti presiden empat kali selama akhir 2001 hingga tahun baru 2002.
Baca Juga: Disorot Karena Gaya Hidup Mewahnya, Terkuak Segini Gaji Terkecil Pegawai Pajak
Penulis | : | Khaerunisa |
Editor | : | Khaerunisa |
KOMENTAR