Ilustrasi. Arti telinga berdenging menurut Primbon Jawa.
Intisari-Online.com - Penasaran arti firasat telinga berdenging menurut Primbon Jawa?
Firasat telinga berdenging menurut Primbon Jawa berbeda-beda menurut jam terjadinya.
Jika Anda mengalami telinga berdenging, coba perhatikan jam berapa hal itu terjadi.
Meski jarang terjadi, telinga berdenging bukan hal asing lagi bagi kita.
Tapi terkadang kita tetap penasaran dengan arti dari kejadian tersebut, salah satunya arti menurut Primbon Jawa.
Primbon Jawa merupakan kitab warisan leluhur Jawa yang berorientasi pada relasi antara kehidupan manusia dan alam semesta.
Primbon Jawa merupakan konsep atau ilmu yang digunakan para leluhur untuk mengartikan sesuatu dengan cara mengamati beberapa kejadian yang sejenis atau berpola sama.
Dengan ilmu tersebut masyarakat Jawa akan memprediksi arti dari suatu kejadian yang terjadi sekarang. Dalam istilah yang lebih umum, primbon Jawa juga dapat digantikan dengan istilah 'ilmu titen'.
Berbagai kejadian sehari-hari dapat memiliki arti tersendiri menurut Primbon Jawa.
Inilah arti telinga berdenging menurut Primbon Jawa:
Telinga kiri: akan kehilangan rejeki yang sudah susah payah Anda dapatkan.
Telinga kanan: akan ada salah seorang dari keluarga Anda akan menjadi seorang pemimpin.
Telinga Berdenging di Sore Hari
1. Telinga berdenging pada jam 15.00-16.00
Telinga kiri: akan diterima kerja di tempat yang Anda impikan.
Telinga kanan: pertanda akan adanya sebuah kabar baik yang tak disangka-sangka.
2. Telinga berdenging pada jam 16.00-17.00
Telinga kiri: akan mengalami sebuah musibah kecelakaan.
Telinga kanan: Anda akan tamu dari jauh yang akan memberikan pertolongan dari masalah Anda.
3. Telinga berdenging pada jam 17.00-18.00
Telinga kiri: Ada ada seseorang yang akan mengirimkan pelet atau santet kepada Anda.
Telinga kanan: Pertanda ada mahkluk halus mengikuti Anda.
Itulah berbagai arti telinga berdenging menurut Primbon Jawa, mana yang pernah Anda alami?
Tentunya Anda boleh saja percaya maupun tidak akan ramalan tersebut. Bisa juga mempelajari hal ini sebagai tambahan pengetahuan untuk melestarikan warisan budaya leluhur bangsa.
27 Desember 1949: Belanda Mengakui Kedaulatan Republik Indonesia
Belanda mengakui kedaulatan Indonesia pada 27 Desember 1949 (sebagai bagian dari Konferensi Meja Bundar/KMB). Dilakukan setelah penandatanganan penyerahan kedaulatan di Istana Dam, Amsterdam.
22 Desember 1948: Kongres Perempuan Indonesia Pertama (Hari Ibu)
Kongres Perempuan Indonesia pertama ini diselenggarakan di Yogyakarta pada 22-25 Desember 1928. Dekret Presiden RI No. 316 Tahun 1953 ditetapkan sebagai Hari Ibu.
19 Desember 1949: Universitas Gadjah Mada berdiri
UGM berdiri dengan ditetapkannya PP Nomor 23 Tahun 1949 tentang Peraturan Penggabungan Perguruan Tinggi Menjadi Universiteit tanggal 16 Desember 1949. Perguruan tinggi pertama yang didirikan pemerintah Indonesia
7 Desember 1975: TNI Menginvasi Timor Leste
Invasi Indonesia ke Timor Timur (Timor Leste) terjadi pada 7 Desember 1975 lewat operasi militer yang disebut Operasi Seroja, merupakan operasi militer terbesar yang pernah dilakukan oleh Indonesia.
4 Desember 1976: Gerakan Aceh Merdeka Didekalarsikan Hasan Tiro
GAM adalah gerakan separatisme bersenjata bertujuan melepaskan Aceh dari NKRI. Konflik yang terjadi sejak 1976 hingga 2005 memakan korban hampir 15 ribu jiwa.
2 Desember 1804: Napoleon Bonaparte Jadi Kaisar Prancis
Napoleon Bonaparte menjadi Kaisar Prancis pada 2 Desember 1804. Dia menobatkan dirinya sendiri dalam upacara mewah di Katedral Notre Dame di Paris.
1 Desember 1956: Mohammad Hatta Mundur sebagai Wakil Presiden RI
Mohammad Hatta mengundurkan diri sebagai Wakil Presiden Indonesia setelah muncul berbagai perbedaan dengan Presiden RI Sukarno.