Ini sangat penting ketika pada 1960-an, China melakukan uji coba nuklir pertamanya dan CIA sangat ingin mendeteksi tes lebih awal, menurut Popular Mechanics.
Terlepas dari sinyal positif proyek tersebut, CIA menghadapi dilema dengan Proyek Oxygas: Hewan liar sulit dijinakkan dan terkadang tidak dapat diandalkan.
Pada Januari 1964, CIA mengakui bahwa ada batasan penggunaan hewan liar sebagai "senjata pintar" dan menghubungi Kantor Penelitian dan Pengembangan Angkatan Laut (ONRD), bagian dari Angkatan Laut AS, untuk mencari tahu.
Sebulan kemudian, kepala ONRD menyatakan keprihatinan bahwa lumba-lumba terlatih cenderung menyenangkan penangannya, tetapi mungkin mengabaikan agen saat menjalankan misi jauh.
Pada tahun 1967, sebuah unit CIA merekomendasikan perubahan taktik. Lumba-lumba di Proyek Oxygas akan fokus pada tugas pengumpulan intelijen alih-alih menenggelamkan kapal musuh seperti sebelumnya.
Dengan misi baru tersebut, lumba-lumba akan mendekati perairan negara musuh pada jarak setidaknya hampir 20 km.
Mereka kemudian akan mengumpulkan benda-benda yang ditinggalkan oleh agen di perairan dangkal atau hanyut di sepanjang pantai.
Namun, CIA mencatat bahwa sulit untuk melatih lumba-lumba berenang hampir 20 km di sepanjang pantai di perairan asing.
Pada bulan September 1967, dukungan CIA untuk proyek Oxygas mulai berkurang.
Proposal agar proyek ini menjadi program bersama di bawah administrasi Departemen Pertahanan dan CIA belum membuahkan hasil.
Pada tahun 1970, CIA telah sepenuhnya menghentikan bantuan untuk proyek Oxygas.
Menurut Popular Mechanics, CIA jelas kesulitan menggunakan hewan liar untuk misi penting.
Para pelatih tidak dapat membuat lumba-lumba liar menjalankan tugasnya dengan serius.
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR