Dia memperdalam ilmu agama Islam sampai keluar pulau Jawa bahkan sampai di Pasai, yang pengajarnya berasal dari Timur Tengah maupun India.
Setelahnya dia berdakwah di wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur seperti Rembang, Lasem dan Tuban.
Sunan Bonang pun menggunakan pendekatan budaya sebagai sarana dakwahnya.
Ia tidak serta merta mengganti budaya yang telah berkembang sebelumnya di wilayah dakwahnya, namun menyerap budaya yang sudah ada kemudian dipadukan dengan ajaran dan nilai-nilai Islam.
Memanfaatkan salah satu alat musik tradisional yang ada di Jawa Timur yaitu bonang yang merupakan salah satu instrumen dalam set gamelan Jawa, Sunan Bonang dianggap memiliki kreatifitas dan daya seni yang luar biasa.
Ini karena selain memainkan alat musik ia juga berdakwah.
Di antara masyarakat awam yang ada di wilayah Tuban, yang belum tertarik untuk masuk Islam.
Tetapi mereka tertarik terlebih dahulu dengan permainan alat musik bonang, dan hal tersebut tidak menjadi persoalan bagi Sunan Bonang.
Ia menerima dengan senang hati apapun respons masyarakat terhadapnya.
Sebab baginya, tertarik dengan permainan bonang terlebih dahulu, setelah terbiasa mendengar permainan bonang yang di dalamnya ia juga berkesempatan untuk berdakwah, kelak masyarakat pun akan menerima ajaran Islam yang ia bawa dengan penuh kerelaan.
Kreatifitas permainan bonang yang dilakukan oleh Sunan Bonang juga dipadukan dengan kepandaiannya menyusun syair-syair yang ia masukkan ajaran-ajaran dakwah untuk menanamkan nilai-nilai Islam kepada masyarakat.
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR