Begini Strategi Sunan Bonang dalam Melakukan Upaya Penyebaran Islam di Wilayah Tuban

Mentari DP

Penulis

Bagaimanakah strategi Sunan Bonang dalam melakukan upaya penyebaran Islam di wilayah pulau Jawa, khususnya wilayah Tuban dan sekitarnya?
Bagaimanakah strategi Sunan Bonang dalam melakukan upaya penyebaran Islam di wilayah pulau Jawa, khususnya wilayah Tuban dan sekitarnya?

Intisari-Online.com -Bagaimanakah strategi Sunan Bonang dalam melakukan upaya penyebaran Islam di wilayah pulau Jawa, khususnya wilayah Tuban dan sekitarnya? Jelaskan!

Pertanyaan mengenai Bagaimanakah strategi Sunan Bonang dalam melakukan upaya penyebaran Islam di wilayah pulau Jawa, khususnya wilayah Tuban dan sekitarnya?ada dihalaman 308.

Tepatnya padabuku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti untuk SMA/SMK Kelas X.

Sementara untuk jawabannya, Anda bisa membuka halaman 282 pada sub bab 3. Sunan Bonang.

Disebutkan bahwa Sunan Bonang merupakan salah satu dari Wali Songo yang berperan dalam menyebarkan Islam di pulau Jawa.

Nama asli Sunan Bonang adalah Raden Makdum Ibrahim.

Dia lahir sekitar abad ke-14 Masehi, kurang lebih pada tahun 1465 M dan wafat pada tahun 1525 M dan dimakamkan di Tuban, Jawa Timur.

Sunan Bonang merupakan putra dari Sunan Ampel dengan istrinya Dewi Candrawati, puteri dari salah satu tumenggung kerajaan Majapahit di wilayah Tuban.

Dengan latar belakang seperti itu, dapat dikatakan bahwa Sunan Bonang merupakan keturunan dari salah seorang pembesar kerajaan Majapahit.

Nama Sunan Bonang diberikan kepadanya karena salah satu media yang ia pergunakan untuk berdakwah adalah menggunakan alat musik tradisional yaitu gamelan, dan salah satu instrument musiknya bernama bonang.

Sunan Bonang menyebarkan Islam dengan cara-cara seperti yang ditempuh oleh ayahandanya, Sunan Ampel.

Baca Juga: Ini Alasan Sunan Kudus Melarang Menyembelih Sapi Saat Hari Raya Idul Adha di Wilayah Kudus

Diamemperdalam ilmu agama Islam sampai keluar pulau Jawa bahkan sampai di Pasai, yang pengajarnya berasal dari Timur Tengah maupun India.

Setelahnya diaberdakwah di wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur seperti Rembang, Lasem dan Tuban.

Sunan Bonang pun menggunakan pendekatan budaya sebagai sarana dakwahnya.

Ia tidak serta merta mengganti budaya yang telah berkembang sebelumnya di wilayah dakwahnya, namun menyerap budaya yang sudah ada kemudian dipadukan dengan ajaran dan nilai-nilai Islam.

Memanfaatkan salah satu alat musik tradisional yang ada di Jawa Timur yaitu bonang yang merupakan salah satu instrumen dalam set gamelan Jawa,Sunan Bonang dianggap memiliki kreatifitas dan daya seni yang luar biasa.

Ini karena selain memainkan alat musik ia juga berdakwah.

Di antara masyarakat awam yang ada di wilayah Tuban, yang belum tertarik untuk masuk Islam.

Tetapi mereka tertarik terlebih dahulu dengan permainan alat musik bonang, dan hal tersebut tidak menjadi persoalan bagi Sunan Bonang.

Ia menerima dengan senang hati apapun respons masyarakat terhadapnya.

Sebab baginya, tertarik dengan permainan bonang terlebih dahulu, setelah terbiasa mendengar permainan bonang yang di dalamnya ia juga berkesempatan untuk berdakwah, kelak masyarakat pun akan menerima ajaran Islam yang ia bawa dengan penuh kerelaan.

Kreatifitas permainan bonang yang dilakukan oleh Sunan Bonang juga dipadukan dengan kepandaiannya menyusun syair-syair yang ia masukkan ajaran-ajaran dakwah untuk menanamkan nilai-nilai Islam kepada masyarakat.

Baca Juga: Ini Penjelasan Mengapa Para Wali Songo dalam Berdakwah Menggunakan Pendekatan Tadrij dan ‘Adamul Haraj

Dengan cara yang begitu kreatif, akhirnya banyak masyarakat yang tertarik, apalagi syair-syair yang disusun oleh Sunan Bonang berisi ajaran Islam yang disesuaikan dengan kondisi masyarakat.

Sunan Bonang sering menyenandungkan syair-syair tersebut di kerajaan Majapahit.

Kompetensi dan kemampuannya membawakan syair-syair yang diiringi musik gamelan tersebut dianggap sebagai sebuah karya seni sekaligus sebagai sarana dakwah sehingga semakin banyak masyarakat yang menjadi pengikutnya memeluk ajaran Islam. S

yair-syair dengan nilai sastra berisi tentang keindahan dan disisipkan ajaran-ajaran Islam yang diciptakan oleh Sunan Bonang ini, kemudian dikenal dengan nama Suluk.

Sampai saat ini suluk-suluk tersebut masih dapat dibaca dan dipahami sebagai referensi untuk menjalankan ajaran dakwah Islam di era modern saat ini pun.

Suluk tersebut berbentuk prosa atau puisi-puisi yang kemudian dilantunkan dengan iringan alat musik bonang.

Baca Juga: Apakah Sikap Hidup Sederhana Para Ulama Penyebar Islam di Indonesia Dapat Diterapkan di Masa Sekarang?

Artikel Terkait