Ini Penjelasan Mengapa Para Wali Songo dalam Berdakwah Menggunakan Pendekatan Tadrij dan ‘Adamul Haraj

Mentari DP

Penulis

Mengapa para Wali Songo dalam berdakwah menggunakan pendekatan tadrij dan ‘adamul haraj?

Intisari-Online.com -Mengapa para Wali Songo dalam berdakwah menggunakan pendekatan tadrij dan ‘adamul haraj? Jelaskan!

Pertanyaan mengenaiMengapa para Wali Songo dalam berdakwah menggunakan pendekatan tadrij dan ‘adamul haraj?ada dihalaman 308.

Tepatnya padabuku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti untuk SMA/SMK Kelas X.

Sementara untuk jawabannya, Anda bisa membuka halaman 267 pada sub bab F. Wawasan Keislaman.

Pada buku tersebut dijelaskan bagaimana penyebaran Islam merupakan salah satu tahapan yang sangat penting dalam sejarah peradaban Indonesia.

Sumber sejarah dari Dinasti Tang pada tahun 674 Masehi memberikan petunjuk bahwa memang pada masa-masa awal pertumbuhan Islam, saudagar-saudagar muslim dari Arab sudah memasuki wilayah Nusantara.

Tapi jika berbicara mengenai penyebaran Islam Indonesia, makaperan Wali Songo tidak bisa dilupakan.

Wali Songo merupakan sekumpulan tokoh penyebar Islam pada perempat akhir abad ke-15 hingga paruh abad ke-16.

Wali Songo menjadi tonggak terpenting dalam sejarah penyebaran Islam di Jawa dan Nusantara.

Mengapa dikatakan sebagai tonggak terpenting sejarah penyebaran Islam?

Hal ini dikarenakan kedatangan saudagar-saudagar muslim sejak tahun 674 M tersebut, ternyata belum diikuti dengan penyebaran Islam secara massif di kalangan penduduk pribumi.

Baca Juga: Apakah Sikap Hidup Sederhana Para Ulama Penyebar Islam di Indonesia Dapat Diterapkan di Masa Sekarang?

Inilah yang membuat munculnya para penyebar Islam di tanah Jawa yang dikenal dengan sebutan Wali Songo.

Di mana jejak sejarahnya pun masih dapat dibuktikan dengan keberadaan makam-makamnya yang sangat dihormati dan dijadikan tujuan peziarahan oleh masyarakat muslim Indonesia.

Kita mengenalnya dengan sebutan Ziarah Wali Songo.

Para wali telah merumuskan strategi dakwah atau pendekatan yang sistematis.

Terutama bagaimana mengenalkan Islam pada masyarakat yang memegang teguh kebudayaan Jawa maupun kebudayaan Nusantara yang sudah sangat tua, kuat, dan sangat mapan.

Para wali memiliki metode yang sangat bijak dalam memperkenalkan Islam yaitu tidak dengan serta merta, tidak juga secara instan, melainkan dengan strategi jangka panjang.

Dalam mengembangkan ajaran Islam di Nusantara, paraWali Songo menggunakan pendekatan tadrij dan ‘adamul haraj.

Apa itu?

1. Tadrij (bertahap)

Tidak ada ajaran yang diberlakukan secara mendadak, segala sesuatu melalui proses penyesuaian, bahkan sering bertentangan dengan Islam.

Misalnya tradisi minum tuak, kepercayaan animisme dan dinamisme, maka secara bertahap.

Nah, hal tersebut diluruskan oleh para wali dengan metode dakwah yang penuh kelembutan dan kedamaian.

Baca Juga: Penjelasan Teori Buya Hamka Terkait Masuknya Agama Islam di Indonesia

2. ‘Adamul Haraj (tidak menyakiti)

Para wali tidak menyebarkan ajaran Islam dengan mengusik tradisi asli masyarakat Nusantara, bahkan tidak mengusik agama dan kepercayaan mereka.

Namun memperkuatnya dengan cara-cara yang islami.

Para wali menyadari betul ciri khas Nusantara yang beragam suku, multi etnis, beragam budaya, dan ragam bahasa merupakan anugerah Allah SWT yang tiada tara.

Oleh karena itulah para wali mensyukuri dengan tidak merusak budaya yang telah ada dengan mengatasnamakan Islam.

Namun justru merawat, memperkaya serta memperkuat budaya Nusantara, agar bisa berdiri sejajar dengan peradaban dunia yang lain.

Baca Juga: Ini 2 KaryaSyekh Abdus Samad yang Terkenal dan Sampai Saat Ini Masih Dipergunakan

Artikel Terkait