Intisari-Online.com -Syekh Yusuf pada tahun 1644, menunaikan ibadah haji dan tinggal di Makkah untuk beberapa lama, lalu belajar kepada ulama-ulama terkemuka di berbagai negara. Sebutkan di negara-negara manakah itu?
Pertanyaan di negara-negara mana Syekh Yusufbelajar kepada ulama-ulama terkemukaadadi halaman 173.
Tepatnya padabuku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti untuk SMA/SMK Kelas XI.
Untuk jawabannya, Anda bisa membuka halaman 149 dan mulai membaca pada sub bab b. Syaikh Yusuf Abul Mahasin Tajul Khalwati al-Makasari.
Dalam buku dijelaskan bahwa Syekh Yusuf Abul Mahasin Tajul Khalwati al-Makasari lahir di Gowa, Sulawesi Selatan, pada tanggal 3 Juli 1626.
Sedangkan wafatnya diCape Town, Afrika Selatan, pada tanggal 23 Mei 1699 pada usia 72 tahun.
Di kalangan rakyat Sulawesi Selatan, dia mendapatkan gelar sebagai Tuanta Salamaka ri Gowa (tuan guru penyelamat kita dari Gowa).
Ketekunan, penjelajahan, dan ikhtiar Syekh Yusuf dalam menuntut ilmusungguh luar biasa.
Bagaimana tidak,Syekh Yusuf mempelajari Islam sekitar 20 tahun di Timur Tengah.
Pencapaian itu sangat luar biasa mengingat Syekh Yusuf melakukan itu sekitar abad 17.
Tahun 1644 M, Syekh Yusuf menunaikan ibadah haji dan tinggal di Makkah untuk beberapa lama, lalu belajar kepada ulama terkemuka di Makkah dan Madinah, termasuk juga memperdalam ilmu ke Yaman.
Dia lalu belajar kepada ulama-ulama terkemuka di berbagai negara.
Di antaranyaSyekh Abdullah Muhammad bin Abdul Baqi di Yaman, dan Syekh Abu al-Barakat Ayyub bin Ahmad bin Ayyub al-Khalwati Al-Quraisyi dike Damaskus (Suriah).
Pada September 1684 M, Syekh Yusuf pernah ditangkap dan diasingkan ke Srilanka.
Meski begitu, di negeri itu, Syekh Yusuf tetap berdakwah. Bahkan dia memiliki murid ratusan yang berasal dari India Selatan.
Salah satu ulama besar India, yang merupakan santrinya adalah Syekh Ibrahim bin Mi’an.
Melalui jamaah haji yang singgah di Srilanka, Syekh Yusuf masih dapat berkomunikasi dengan para pengikutnya di Nusantara.
Namun oleh Belanda, diadiasingkan yang lebih jauh lagi, yakni ke Afrika Selatan pada bulan Juli 1693.
Lagi-lagi Syekh Yusuf masih tetap berdakwah. Di Afrika Selatan, pengikutnya banyak sekali.
Padatanggal 23 Mei 1699 M,Syekh Yusuf wafat dan parapengikutnya menjadikan hari wafatnya sebagai hari peringatan.
Bahkan, Nelson Mandela, mantan Presiden Afrika Selatan, menyebutnya sebagai ‘Salah Seorang Putra Afrika Terbaik’.
Jenazah Syekh Yusuf Tajul Khalwati dibawa ke Gowa atas permintaan Sultan Abdul Jalil (1677-1709 M) dan dimakamkan kembali di Lakiung, pada April 1705 M.
Kemudian Syekh Yusuf dianugerahi gelar Pahlawan Nasional oleh Presiden Soeharto.
Baca Juga: Ini Alasan Mengapa Ajaran Islam Mudah Diterima oleh Masyarakat Indonesia