Inilah Ulama Indonesia yang Pernah Diundang untuk Presentasi di Hadapan Para Ulama Universitas Al-Azhar Kairo Mesir pada 1879 M

Mentari DP

Penulis

Ulama Indonesia ini pernah diundang untuk presentasi di hadapan para ulama Universitas Al-Azhar Kairo Mesir, tepatnya tahun 1870 M. Siapakah Beliau ini?

Intisari-Online.com -Ulama Indonesia ini pernah diundang untuk presentasi di hadapan para ulama Universitas Al-Azhar Kairo Mesir, tepatnya tahun 1870 M. Siapakah Beliau ini?

Pertanyaan terkaitSiapa ulamaIndonesia yangpernah diundang untuk presentasi di hadapan para ulama Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesiradadi halaman 173.

Tepatnya padabuku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti untuk SMA/SMK Kelas XI.

Untuk jawabannya, Anda bisa membuka halaman 146 dan mulai membaca pada sub bab3. Ulama Indonesia untuk Dunia.

Dalam sub bab tersebut dijelaskan mengenai peran ulama Indonesia untuk dunia.

Sebab pada masa itu,Indonesia merdeka tidak lepas dari peran para Ulama Indonesia.

Banyak sekali nama-nama yang dapat kita sodorkan dan menjadi pengingat tentang jejak mereka dalam memerdekakan Indonesia.

Beberapa yang yang sudah kita kenal di antaranya Pangeran Diponegoro, Cut Nyak Dien, Pangeran Antasari, dan lain sebagainya.

Namun ada jugapara Ulama Indonesia yang tidak hanya memberi sumbangsih besar untuk Indonesia, tetapi mewarnai wajah dunia sampai saat ini.

MisalnyaAbu Abdul Mu’thi Nawawi alTanari al-Bantani, Syaikh Yusuf Abul Mahasin Tajul Khalwati al-Makasari, Abdus Samad bin Abdullah al-Jawi al-Palimbani, dan masih banyak lagi.

Tapi tahukah Anda siapa ulama Indonesiayangpernah diundang untuk presentasi di hadapan para ulama Universitas Al-Azhar Kairo Mesir, tepatnya tahun 1870 M?

Baca Juga: Apa yang Dimaksud dengan 'Front Sawo Matang' dan Bagaimana Kaitannya dengan Cita-cita Persatuan?

Jawabannya adalahAbu Abdul Mu’thi Nawawi alTanari al-Bantani.

Abu Abdul Mu’thi Nawawi alTanari al-Bantani lebih terkenal dengan nama Syekh atau Imam Nawawi Banten.

Dikisahkan juga, bahwa Syekh Nawawi masih keturunan dari Sunan Gunung Jati (salah satu Wali Songo) dari Sultan Banten I, yakni Maulana Hasanuddin.

Imam Nawawi juga dikabarkan masih memiliki jalur nasab dari Sayyidina Husein r.a, salah satu cucu Rasulullah SWA, selain Sayyidina Hasan r.a.

Imam Nawawi dilahirkan di Kampung Tanara, Serang, Banten pada ahun 1815 Masehi atau 1230 Hijriah, dan wafat pada tanggal 25 Syawal 1314 Hijriah atau 1897 Masehi.

Imam Nawawi menghembuskan nafasnya yang terakhir pada usia 84 tahun.

Sebelum meninggal dunia,Imam Nawawi giat menghadiri majelis-majelis ilmu, khususnya di Masjidil Haram, Mekkah.

Di kawasan Asia Tenggara, khususnya di dunia pesantren, karya-karyanya masih dipelajari, dikaji, dan ditelaah.

Bahkan sampai kini menjadi kurikulum tetap di pesantren.

Karya tulisnya banyak yang diterbitkan di Mesir.

Oleh karenanya, padatahun 1870 M, para ulama Universitas Al-Azhar Kairo Mesir pernah mengundang Imam Nawawi untuk memberikan kuliah singkat di suatu forum diskusi ilmiah.

Mereka tertarik untuk mengundang Imam Nawawi, karena sudah dikenal di seantero dunia. Semua karya beliau, berbahasa Arab.

Baca Juga: Ini Pengaruh Letak Geografis Indonesia Terhadap Penjelajahan Samudra

Artikel Terkait