Intisari-Online.com – Dini hari itu, Kamis, 2 Agustus 1100, Raja Norman Inggris kedua, William Rufus, sedang tidur di pondok berburu Hutan Baru ketika di mengalami mimpi buruk.
Menurut seorang penulis sejarah, dia bermimpi ‘bahwa dia diberi darah oleh seorang ahli bedah, dan aliran darah itu, yang mencapai surga, menutupi cahaya dan mencegat hari’.
Dalam kisah versi lain, Raja William II bermimpi bertemu dengan iblis, yang mengatakan bahwa dia sangat menantikan untuk bertemu dengannya keesokan harinya.
Bagaimana pun, dia terbangun dengan kaget, raja berteriak agar para pelayannya membawakan lampu.
Jelas sekali bahwa mimpinya itu sangat membuatnya khawatir.
Namun, saat makan siang, semangat Raja William II telah pulih.
Saat itu adalah hari yang cerah dan indah, hari yang sempurna, saran teman-temannya, untuk sore hari ada di atas pelana dan berburu.
Sementara mereka bersiap-siap, seorang pembuat senjata mempersembahkan enam anak panah kepada raja.
Raja William mengambil empat untuk dirinya sendiri, sementara yang lainnya dia serahkan kepada salah satu temannya, bangsawan Inggris-Prancis Walter Tirel, Penguasa Poix, yang memiliki reputasi sebagai sniper.
“Pemanah yang baik, panah yang baik,” kata William sambil tersenyum. “Panah yang baik untuk tembakan yang bagus.”
Saat William Rufus berlari kencang ke hutan sore itu, dia pasti terlihat seperti model raja Abad Pertengahan.
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR