Ngeri, Vladimir Putin Disebut Rekrut 40.000 Pejuang ISIS untuk Siapkan Serangan Brutal Lainnya ke Ukraina

Mentari DP

Editor

Pejuang ISIS dalam perang Rusia dan Ukraina.
Pejuang ISIS dalam perang Rusia dan Ukraina.

Intisari-Online.com - Perang Rusia dan Ukraina sudah terjadi berbulan-bulan lamanya.

Namun hingga hari ini, belum ada tanda-tanda perang Rusia dan Ukraina akan berakhir.

Malahan dilaporkan perang akan semakin memanas karena pasukan Rusia punya cara baru untukmempersiapkan serangan brutal lainnya.

Tak tanggung-tanggung, Vladimir Putin disebut merekrut 40.000 pejuang ISIS untuk mendukung invasinya ke Ukraina.

Dilansir dariexpress.co.uk pada Sabtu (3/12/2022),Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR) mengatakan bahwa ribuan warga Suriah secara sukarela melakukan perjalanan ke Ukraina dan berjuang untuk Rusia.

SOHR mengatakan bahwa pemberitahuan telah dikirim ke milisi Al-Qatarji yang memberi tahu mereka bahwa mereka dapat mendaftar untuk berperang.

Kelompok tersebut sebelumnya telah dikenai sanksi oleh AS karena bertindak sebagai perantara antara rezim Assad dan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

Seorang pembantu Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, Mykhailo Podolyak mengatakan: "Rusia mempekerjakan ISIS."

Para rekrut dilaporkan dibayar antara 1.500 Dollar AS (Rp23,5 juta) dan 2.500 Dollar AS (Rp39,3 juta) untuk layanan mereka, kata SOHR.

Namun, angka tersebut belum bisa dipastikan.

Keterlibatan pejuang ISIS terjadi setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa relawan asing yang ingin mendukung Rusia di Ukraina harus diizinkan.

Baca Juga: Soal Serangan Rudal Rusia di Polandia,BisakahNATO Melawan Rusia?

"Jika Anda melihat bahwa ada orang-orang ini yang dengan kemauan sendiri, bukan uang," ucap Putin.

"Mereka datang untuk membantu orang-orang yang tinggal di Donbas, maka kita perlu memberi mereka apa yang mereka inginkan dan membantu mereka sampai ke zona konflik."

Tapi Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskymenggambarkan rekrutan Suriah sebagai "preman".

Ribuan sukarelawan asing telah mendaftar untuk mendukung tentara Ukraina, yang jauh lebih kecil dari militer Putin.

Di sisi lain, mantan Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih H. R. McMaster mengatakan bahwa Putin semakin "putus asa" dengan kondisi yang ada.

"Apa yang Anda lihat adalah bahwa Rusia benar-benar putus asa," ungkap McMaster.

"Coba lihat. Tidak hanya dengan tindakan ini untuk mencoba melarang rute pasokan, tetapi juga dengan mencoba meletakkan dasar untuk, mungkin, penggunaan senjata kimia."

"Ini memprihatinkan."

"Ini adalah tanda kelemahan yang nyata."

"Jadi, saya pikir Rusia dan Putin, benar-benar berada dalam masalah besar sekarang," tutupnya.

Baca Juga: Profil Yudo Margono,dari Anak Petani, Besar di Kapal Perang, Hingga MenjadiCalon Tunggal Panglima TNI

Pasukan Rusia sejauh ini gagal menguasai Kyiv, meskipun mereka memiliki keunggulan militer.

Militer AS memperkirakan bahwa antara 5.000 dan 6.000 tentara Rusia telah tewas.

Tetapi angkatan bersenjata Ukraina mengatakan bahwa jumlahnya lebih dari 12.000.

Sejauh ini, 1.300 tentara Ukraina telah tewas dalam konflik tersebut.

rusiaBaca Juga: Bikin Seisi Dunia Panik, Rudal Rusia Jatuh dan Meledak di Polandia, NATO Langsung Lakukan Ini

Artikel Terkait