Dari empat jenazah tersebut, menurut Hadi, salah satu jasad yang ditemukan adalah guru TK Al-Azhar sedang mendekap anaknya.
“Yang pertama ditemukan adalah Bu Yayah sama anaknya lagi mendekap. Yang kedua Bu Tati, ketiga Pak Handika dari bendahara TK Al-Azhar, kemudian ibu kami Kepala Sekolah TK Al-Azhar 18 Cianjur,” jelas Hadi.
Sedangkan empat jenazah lainnya pun sudah berhasil ditemukan, hanya saja tinggal menunggu proses evakuasinya.
“Yang lain berarti sisa empat orang. Sudah ditemukan tinggal menunggu diangkat. Untuk bangkai mobilnya masih belum ditemukan,” lanjut Hadi.
Sebanyak 27 orang telah diterjunkan untuk melakukan pencarian korban yang hilang akibat longsor karena gempa Cianjur, demikian menurut Kepala Unit SAR K-9 Mabes Polri AKP Mohamad Amali.
Tidak hanya itu, sembilan ekor anjing pelacak juga diterjunkan untuk membantu pencarian korban, dengan titik pencarian difokuskan di Desa Cugenang dan wilayah Tapal Kuda.
“Titik (pencarian) diperluas di mana saja kemarin, pada hari ini adalah Tapal Kuda itu ktia terjunkan empat ekor di sana, lima ekor back up untuk daerah Cugenang,” kata Mohamad Amali.
Lokasi yang diduga banyak korban di daerah Cugenang adalah di Rumah Makan Sate Shinta.
Saat pencarian dilakukan, Tim SAR menemukan satu jenazah perempuan korban longsor di Desa Cibreum, Kecamatan Cugenang, Cianjur.
Lokasi ditemukannya berdekatan dengan beberapa mobil yang tertimbun.
Diki anggota Pemadam Kebakaran (Damkar) Provinsi DKI Jakarta yang ikut terjum dalam proses evakuasi korban gempa, menaruh curiga karena banyak lalat di area tersebut.
Temukan sisi inspiratif Indonesia dengan mengungkap kembali kejeniusan Nusantara melalui topik histori, biografi dan tradisi yang hadir setiap bulannya melalui majalah Intisari. Cara berlangganan via https://bit.ly/MajalahIntisari
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR