Intisari-online.com - Gempa dengan kekuatan M 5,6 terjadi di Cianjur pada Senin (21/11/22).
Gempa tersebut sebenarnya tergolong gempa dengan kekuatan kecil.
Namun dampaknya ternyata cukup besar dan merusak, bahkan tercatat hingga Selasa (22/11/22) korban meninggal tercatat ada 162 orang.
Mengutip Tribunnews, penyebab gempa tersebut ternyata adalahSesar Cimandiri.
Lantas apa sebenarnya Sesar Cimandiri, dan mengapa menjadi biang kerok gempa di Cianjur?
Sesar Cimandiri adalah sesar atau patahan aktif yang terletak di bagian barat Provinsi Jawa Barat.
Sesar aktif ini memiliki panjang hingga 100 km.
Posisinyamemanjang mulai dari muara Sungai Cimandiri di Pelabuhanratu, Kabupaten Sukabumi.
Adapun Sesar Cimandiri ini terbagi menjadi 5 segmen di antaranya.
Segmen 1: antara Cimandiri Pelabuhan Ratu-Citarik
Segmen 2: Citarik-Cadasmalang
Segmen 3: Ciceureum-Cirampo
Baca Juga: Sering Terjadi Gempa di Indonesia, Benarkah Ikan Ini Bisa Deteksi Gempa Bumi?
Segmen 4: Cirampo-Pangleseran
Segmen 5: Pangleseran-Gandasoli
Namun, juga ada yang terbagi menjadi 4 segmen untuk Sesar Cimandiri ini di antaranya:
Segmen 1: Pelabuhanratu dan Cibuntu
Segmen 2: Padabeunghar
Segmen 3: Cikundul dan Baros
Segmen 4: Sukaraja
Sementara itu menurut BMKG, Cianjur berada di kawasan seismik aktif.
Ini menjadikan wilayah tersebut rawan mengalami gempa.
Menurut kepala pusat gempa dan tsunami BMKG, Daryono menjelaskan, gempa Cianjur termasuk jenis gempa dangkal.
Lalu, pergeseran sesar di wilayah tersebut menjadi penyebab terhadinya gempa yang disebut rawan terjadi.
"Kompleksitas tektonik di wilayah itu menjadikannya wilayah rawan gempa secara permanen, dengan karakteristik gempa kerak dangkal ataushallow crustal earthquake ini," kata Daryono.
Baca Juga: Terjadi di Kedalaman 'Hanya' 10 Km, Gempa Cianjur Digolongkan Dalam Gempa Jenis Ini, Bahaya!
Oleh sebab itu, menurut Daryono gempa dengan kekuatan M 4-5 bersifat merusak secara signifikan.
Karena karakteristik gempa kerak dangkal ini tak harus berkekuatan besar, namun dampaknya sudah merusak.