Intisari-Online.com - Pembukaan Piala Dunia 2022 telah digelar dengan pertandingan Qatar vs Ekuador pada Minggu (20/11/2022) malam.
Kini 32 akan bersaing memperebutkan gelar juara dalam turnamen sepak bola paling bergensi tersebut.
Turnamen yang digelar empat tahunan itu berlangsung dari 20 November hingga 18 Desember nanti.
Pemenang dari Piala Dunia nantinya berhak membawa pulang trofi bergengsi dari turnamen ini.
Sejak dulu, Trofi telah menjadi salah satu kebanggaan bagi para tim juara Piala Dunia.
Trofi Piala Dunia tersebut berdesain unik dengan warna emas dan memperlihatkan dua orang mengangkat bola dunia atau globe.
Selain itu, trofi Piala Dunia yang kini menjadi 'rebutan' tim dari 32 negara itu telah digunakan sejak tahun 1974.
Dilansir dari Euronews, trofi Piala Dunia seperti yang dikenal sekarang pertama kali diperkenalkan pada perhelatan Piala Dunia 1974 di Jerman Barat.
Trofi tersebut dirancang oleh seniman Italia Silvio Gazzaniga yang bekerja untuk perusahaan manufaktur Bertoni di Milan.
Namun, piala yang akan dibawa pulang sang juara merupakan replika dari aslinya.
Pabrik GDE Bertoni bertugas memproduksi replika berlapis emas kuningan setiap tahunnya untuk tim pemenang.
Sementara itu, trofi emas 18 karat asli buatan Gazzaniga disimpan oleh FIFA dan jarang dipamerkan.
Dulu, trofi Piala Dunia sempat boleh dibawa dan disimpan oleh tim pemenang hingga turnamen berikutnya.
Sejarah hilangnya trofi Jules Ramet menjadi alasan mengapa trofi asli Piala Dunia kini hanya disimpan oleh FIFA dan tidak diberikan kepada negara pemenang.
Trofi Jules Ramet merupakan trofi Piala Dunia FIFA antara tahun 1930-1970.
Trofi tersebut merupakan wujud asli penghargaaan untuk pemenang pesta sepak bola terakbar sejagat, Piala Dunia.
Pemberian nama trofi itu sendiri untuk menghormati Jules Ramet, Presiden ke-3 FIFA sekaligus pencetus turnamen Piala Dunia.
Piala itu hilang pada pertengahan tahun 1983 di Brasil.
Saat itu, timnas Brasil meraih gelar Piala Dunia ketiga mereka pada 1970 di Meksiko.
Trofi itu pun berhak dimiliki selamanya oleh Brasil dan negara ini menyimpannya di kantor Federasi Sepak Bola Brasil di Rio de Janeiro dalam sebuah tempat yang terbuat dari kaca tahan peluru.
Namun, rupanya sekelompok pencuri berhasil menembus penjagaan dan mencuri trofi Jules Rimet.
Sejak dicuri pada tahun 1983, keberadaan trofi asli Jules Rimet pun tetap menjadi misteri yang belum terungkap hingga saat ini. Namun, itu bukan pertama kalinya terjadi pencurian terhadap trofi Piala Dunia dan yang tetap menjadi misteri.
Baca Juga: Gempa Magnitudo 5,6 di Cianjur; Firasat Gempa Bumi Bila Terjadi Siang Hari Menurut Primbon Jawa
Untuk diketahui, bentuk dari Piala Jules Ramet berbeda dengan trofi Piala Dunia saat ini.
Trofi Jules Remat memiliki dimensi tinggi 35 sentimeter dan beratnya 3,8 kilogram. Adapun wujud trofi Jules Rimet adalah seorang wanita bersayap yang melambangkan Nike, dewi kemenangan Yunani kuno, sedang mengangkat piala segi delapan.
Dikutip dari The Guardian, trofi Jules Rimet lahir pada 1929 dari tangan seorang pematung asal Perancis bernama Abel Lafleur.
Namun saat itu nama piala tersebut adalah 'Victory'. Perubahan nama menjadi trofi Jules Ramet terjadi pada 1946.
Sementara negara pertama yang berhasil mengangkat trofi Jules Rimet adalah Uruguay selaku pemenang Piala Dunia 1930.
Pernah Dikabarkan Jadi Target Pencurian Kelompok Nazi
Sempat berembus kabar bahwa piala tersebut menjadi target pencurian ketika ia disimpan di Italia.
Saat itu, selama perang dunia kedua, trofi Jules Rimet berada di Italia selaku negara pemenang Piala Dunia 1938.
Federasi Sepak Bola Italia menyimpan trofi Jules Rimet di sebuah brankas bank di Kota Roma.
Pada masa itu, trofi Jules Rimet dikabarkan menjadi target pencurian kelompok Nazi.
Baca Juga: Kalah Telak di PemiluMalaysia,Ini Penyebab Karier PolitikMahathir Mohamad Disebut Sudah Tamat
Bahkan, kabar tersebut membuat Presiden Federeasi Sepak Bola Italia, Ottorino Barassi, khawatir dan memutuskan membawa trofi Jules Rimet ke apartemennya.
Dikutip dari The Guardian, kelompok Nazi ternyata sudah mencium gelagat pemindahan trofi Jules Rimet tersebut, kemudian langsung menggeledah apartemen Barassi pada suatu waktu.
Bagaimana pun saat itu trofi Jules Ramet 'selamat' dari pencurian.
Berhasil Dicuri Pertama Kali, Lalu Kembali Secara Misterius
Namun menjelang Piala Dunia 1966, piala itu benar-benar hilang dan jatuh ke tangan pencuri, bahkan pencurian terjadi di siang bolong.
Pencurian itu terjadi ketika trofi Jules Rimet dipamerkan di Westminster Central Hall, Inggris, sekitar tiga bulan sebelum Piala Dunia 1966.
Kala itu, trofi Jules Rimet diketahui hilang pada Minggu siang pukul 12.10 ketika empat orang keamanan hendak melakukan pemeriksaan rutin.
Dikutip dari The Guardian, kotak kaca tempat trofi Jules Rimet disimpan ketika itu ditemukan sudah pecah sementara pintu belakang Westminster Central Hall tampak seperti dibobol paksa.
Presiden Federasi Sepak Bola Inggris (FA) ketika itu, Joe Mars, dikabarkan mendapat ancaman untuk menebus trofi Jules Rimet dari seseorang setelah pencurian tersebut.
Pengancam Joe Mars itu sebenarnya sudah tertangkap. Namun, tidak ada bukti yang bisa menghubungkan antara pengancam Joe Mars dengan insiden pencurian trofi Jules Rimet di Westminster Central Hall.
Tujuh hari setelah pencurian, trofi Jules Rimet akhirnya ditemukan di sebuah taman di Kota London.
Baca Juga: Siapkan Sumber Daya Seni, ISI Yogyakarta Gelar Festival
Dalam peristiwa pencurian yang pertama ini, tetap menjadi misteri siapa sosok pencurinya karena tidak tertangkap dan bagaimana akhirnya piala itu muncul di sebuah taman.
Trofi Jules Rimet itu ditemukan oleh anjing bernama Pickles bersama pemiliknya ketika keduanya sedang berjalan-jalan di wilayah Upper Norwood, London Selatan.
Kondisi trofi Jules Rimet ketika ditemukan saat itu terbungkus koran dan terletak di bawah semak-semak.
Berhasil ditemukan pada peristiwa pencurian tersebut, rupanya trofi Jules Ramet benar-benar hilang beberapa tahun kemudian.
Hilang di Brasil, Tak Ditemukan hingga Saat Ini
Inilah peristiwa pencurian trofi Jules Ramet di Brasil yang juga menjadi misteri hingga saat ini.
The Guardian menyebut insiden pencurian trofi Jules Ramet di Brasil terjadi pada malam hari sekitar tanggal 19-20 Desember 1983.
Beberapa laporan mengklaim bahwa trofi Jules Rimet telah dicuri oleh komplotan yang berjumlah dua sampai tiga orang.
Komplotan itu pada awalnya menyekap petugas malam yang sedang bertugas di kantor CBF.
Setelah itu, komplotan tersebut langsung membongkar kotak kaca antipeluru untuk mengambil trofi Jules Rimet.
Kabar pencurian trofi Jules Rimet itu langsung membuat geger publik Brasil.
Baca Juga: Weton Jawa Hari Ini, Karier dan Rezeki Pemilik Weton Senin Legi
Kekhawatiran yang muncul kala itu adalah trofi Jules Rimet sudah dilebur dan dijual sebagai emas batangan.
Dikutip dari The Guardian, nilai jual emas batangan di Brasil ketika itu memang sangat tinggi mencapai 8 ribu pounds atau sekitar Rp 136 juta (kurs saat ini).
Bank Negara Rio De Janeiro kemudian membuat sayembara berhadiah besar untuk siapa saja yang berhasil mengembalikan trofi Jules Rimet ke CBF.
Presiden CBF ketika itu, Giulite Coutinho, secara terbuka juga sudah meminta seluruh publik Brasil membantu mencari trofi Jules Rimet yang hilang.
Meski Kepolisian Brasil sebenarnya sudah menangkap dua petugas kebersihan kantor CBF yang dianggap terlibat dalam pencurian. Namun, trofi Jules Rimet sampai yang hilang dicuri di kantor CBF pada Desember 1983 sampai saat ini belum ditemukan.
Sementara pada 1989, salah satu tersangka yang ditangkap kepolisian Brasil, Antonio Carlos Aranha, ditemukan tewas tertembak tujuh kali.
Adapun FIFA memutuskan membuat piala baru pengganti trofi Jules Rimet pada Piala Dunia 1974.
Keputusan FIFA itu tidak lepas dari fakta bahwa trofi Jules Rimet sudah menjadi milik Brasil setelah Piala Dunia 1970.
Baca Juga: Apa yang Kalian Ketahui Tentang Kesepakatan dan Berikan Contohnya
(*)