Intisari-Online.com – Raja Charles I menggantikan ayahnya, James I, pada tahun 1625 sebagai Raja Inggris dan Skotlandia.
Namun, selama pemerintahan Charles ini, tindakannya membuat Parlemen frustasi, hingga mengakibatkan Perang Saudara Inggris, yang akhirnya membuat dia dieksekusi pada tahun 1649.
Raja Charles I menikah dengan Henrietta Maria yang Katolik pada tahun pertama pemerintahannya.
Tentu saja, ini menyinggung banyak warga yang beragama Protestan di Inggris.
Charles percaya bahwa para kepala gereja harus diperlakukan dengan hormat, dan ini merupakan kepercayaan dalam Katolik dan sesuatu yang tidak disukai kaum Puritan.
Raja Charles I kemudian membubarkan Parlemen sehingga ketika dia berhadapan dengan oposisi, maka secara efektif dia memerintah sendirian dalam beberapa kesempatan.
Dalam empat tahun pemerintahannya, dia membubarkan parlemen sebanyak tiga kali, pertama kalinya dalam 11 tahun.
Raja Charles I mengumpulkan kembali Parlemen hanya untuk mengumpulkan dana hanya ketika dia kehabisan uang karena perang asing yang mahal.
Raja Charles kehilangan dukungan rakyat atas isu-isu kesejahteraan publik seperti pengenaan skema drainase di The Fens, yang mempengaruhi ribuan orang.
Raja James I dan Charles sendiri percaya pada hak ilahi raja, yang berarti mereka berpikir bahwa sebagai Raja mereka berada di atas hukum dan telah dipilih oleh Tuhan.
Setelah kekalahannya oleh Parlemen dalam Perang Saudara, Raja Charles I dipenjarakan.
Pada tanggal 20 Januari 1649 Pengadilan Tinggi di Westminster Hall mengadili dia karena pengkhianatan.
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR