Untungnya sifat baik yang mereka miliki bisa menutupi berbagai keburukan yang mereka miliki.
Mongso Kapat, Waspa Kumembeng Jroning Kalbu, untuk mereka yang lahir pada 19 September hingga 13 Oktober.
Mongso Kapat untuk mereka yang lahir pada 19 September hingga 13 Oktober, yang sifat dan perwatakan serta nasibnya dipengaruhi oleh Batara Wisnu, yang berwatak lembut dah halus, serta ramah.
Kelahiran mongso Kapat juga tidak menginginkan suatu bentuk kekerasan,misalnya perkelahian, sangat menginginkan persahabatan dengan siapa saja, segala tingkah lakunya, perbuatannya, semuanya menimbulkan rasa kagum dan simpati.
Seandainya mongso ‘Kapat’ ini menjadi pemimpin, maka dia tidak akan berat sebelah dalam memutuskan segala sesuatunya, karena perbuatannya adil dan bijak.
Sejak masih anak-anak, remaja, maupun setelah tua, selalu menjadi penasihat bagi orang-orang yang sedang mengalami kesulitan, bahkan mereka yang datang meminta nasihat usianya lebih tua daripadanya.
Kelahiran mongso ‘Kapat’ dalam pergaulannya sangat baik, sopan, dan dapat membawa diri, benar-benar mengagumkan dan disenangi dalam pergaulan dengan orang di sekitarnya.
Mereka juga selalu dalam kesenangan dan rezekinya melimpah, mudah mencari uang, maka tidak heran bila terlihat selalu gembira dan banyak senyum, sehingga banyak teman, banyak pengagum, tetapi banyak juga orang yang ingin mencelakainya.
Meskipun kemudian orang-orang yang memusuhinya itu berbalik menjadi orang kepercayaan atau baik padanya.
Sementara, berdasarkan Primbon Jawa, wuku Kuruwelut, dengan Dewa Bathara Wisnu, maka mereka yang lahir pada wuku ini tajam ciptanya, tinggi dan selamat budinya, melebihi sesamanya.
Mereka yang lahir pada wuku Kuruwelut ini juga tajam hatinya, sering berhati-hati, dan menjadi pelindung serta besar kebahagiannya.
Diibaratkan burung puter, mereka yang lahir pada wuku Kuruwelut jika berbicara mula-mula kalah, namun pada akhirnya menang, tidak pernah bohong, juga tidak suka terhadap perkataan yang remeh.
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR