Apa Itu Asfiksia? Kondisi yang Dialami Sebagian Besar Korban Tewas Tragedi Kanjuruhan

Khaerunisa

Editor

Ilustrasi. Tragedi Kanjuruhan.
Ilustrasi. Tragedi Kanjuruhan.

Intisari-Online.com - Tragedi Kanjuruhan yang terjadi pada Sabtu (1/10/2022) lalu dilaporkan menimbulkan 131 korban jiwa.

Mereka merupakan suporter Arema FC sebanyak 129 orang, sementara dua orang lainnya adalah polisi.

Data tersebut bersumber dari Dinas Kesehatan Kabupaten Malang, di mana sebelumnya sempat muncul berbagai angka terkait korban jiwa tragedi Kanjuruhan.

Sementara itu, terbaru mengenai korban tewas tragedi Kanjuruhan, disampaikan Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo bahwa sebagian besar korban meninggal dalam tragedi tersebut mengalami asfiksia.

Sigit menuturkan, dari hasil penyidikan polisi, jatuhnya banyak korban setelah petugas pengamanan menembakkan gas air mata.

Menurut Sigit, gas air mata ditembakkan setelah banyaknya penonton turun ke lapangan usai pertandingan Arema FC dan Persebaya Surabaya berakhir.

Gas air mata, kata Kapolri, dilepaskan untuk menghalau agar para penonton tidak turun ke lapangan.

Disebut bahwa 11 personel kepolisian menembakkan gas air mata. Di antaranya ke tribune penonton sebanyak delapan tembakan. Sementara tiga lainnya ke lapangan.

Kondisi itulah yang kemudian mengakibatkan penonton di tribune panik dan berupaya meninggalkan stadion.

"Penonton yang berusaha untuk keluar, khususnya di pintu 3, 11, 12, 13 dan 14 mengalami kendala karena pintu terkunci," kata Sigit dalam konferensi pers di Mapolres Malang, Kamis (6/10/2022).

Menurut Kapolri, para steward yang seharusnya berjaga di setiap pintu, malam itu tak ada di tempat.

Padahal keberadaan steward diatur dalam Pasal 21 regulasi terkait keselamatan dan keamanan PSSI.

Kini, polisi telah menetapkan enam tersangka terkait kasus tersebut.

Mereka di antaranya Direktur Utama Liga Indonesia Baru AHL; Ketua Pelaksana Pertandingan AH; Security Officer pertandingan SS; Kabag Ops Polres Malang Wahyu SS; Danki III Brimob Polda Jatim; dan Kasat Samapta Polres Malang BSA.

Lalu, apa itu asfiksia yang disebut dialami oleh sebagian besar korban meninggal Tragedi Kanjuruhan?

Asfiksia adalah kondisi kekurangan oksigen pada tubuh, yang salah satunya dapat disebabkan karena menghirup zat kimia.

Selain itu, ada sejumlah penyebab lainnya dari kondisi asfiksia.

Asfiksia yang juga disebut mati lemas ini merupakan kondisi ketika tubuh tidak mendapatkan cukup oksigen.

Tanpa intervensi segera, kondisi ini dapat menyebabkan hilangnya kesadaran, cedera otak, hingga kematian.

Gejala asfiksia meliputi: suara serak, sakit tenggorokan, kesulitan menelan, sesak napas, hiperventilasi, asma yang ada, kecemasan, konsentrasi yang buruk, sakit kepala, penglihatan kabur atau penurunan, kehilangan kesadaran.

Berikut ini berbagai penyebab asfiksia:

1. Zat kimia

Asfiksia kimia terjadi ketika zat kimia yang terhirup yang memotong suplai oksigen tubuh.

Substansi dapat menggantikan oksigen di paru-paru atau mengganggu pengiriman oksigen dalam darah.

Bahan kimia yang menyebabkan asfiksia salah satunya adalah karbon monoksida, gas tidak berbau dan tidak berwarna yang ditemukan dalam asap.

2. Anafilaksis

Anafilaksis adalah reaksi alergi parah terhadap makanan, obat-obatan, atau sengatan serangga.

Selama anafilaksis, tubuh menganggap suatu zat adalah penyerbu.

Kemudoan, sistem kekebalan membuat antibodi, yang melepaskan bahan kimia yang menyebabkan gejala seperti pembengkakan, gatal-gatal, atau sesak napas. Ini termasuk pembengkakan saluran udara bagian atas.

Tanpa pengobatan, pembengkakan bisa semakin parah dan mengganggu pernapasan.

3. Saluran udara tersumbat oleh benda asing

Adanya benda asing menyumbat saluran napas juga dapat menyebabkan asfiksia.

Hal itu seperti yang dialami ketika seseorang tersedak. Hal ini membuat seseorang sulit untuk menghirup oksigen.

4. Pencekikan

Kondisi asfiksia juga dapat disebabkan pencekikan.

Pencekikan terjadi ketika tekanan ditempatkan pada leher oleh tangan, pengikat, atau benda lain.

Hal tersebut dapat mengurangi kemampuan seseorang untuk menghirup oksigen dan sirkulasi oksigen dalam tubuh pun terhambat.

5. Tenggelam

Tenggelam adalah ketika seseorang tidak bisa bernapas karena menghirup air. Akibatnya, tubuh tidak dapat mengirimkan oksigen ke jaringan dan organ mereka.

6. Asma

Asma adalah kondisi kronis yang menyebabkan peradangan pada saluran udara. Ini dapat menyebabkan gejala seperti kesulitan bernapas dan mengi.

Selama serangan asma yang parah, saluran udara membengkak dan menyempit. Tanpa perawatan segera, saluran udara bisa menjadi terlalu sempit dan memotong suplai oksigen.

7. Overdosis Alkohol

Asfiksia juga dapat terjadi pada seseorang yang mengalami overdosis alkohol.

Alkohol dalam jumlah tinggi dapat mengurangi refleks muntah seseorang, yang berpotensi menyebabkan mereka tersedak muntahnya sendiri.

Baca Juga: Nilainya Tembus Ratusan Milyar Rupiah, Ini Anggaran Polisi Untuk Pengadaan Gas Air Mata

(*)

Artikel Terkait