Intisari-Online.com - Kericuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur pada Minggu (2/10/2022) malam telah membuat dunia sepak bola Indonesia berduka.
Bagaimana tidak, dalam kericuhan di Stadion Kanjuruhan ini telah menyebabkan 127 orang tewas.
Dua di antaranya anggota Polri dan sisanya merupakan penggemar sepak bola. Khususnya dari klub Arema Malang.
Dari 127 orang itu, 23 meninggal dunia di stadion. Sedangkan sisanya meninggal di rumah sakit.
Tidak hanya itu, 180 orang dilaporkan masih dirawat di sejumlah rumah sakit.
Ada beberapa penyebab banyaknya korban jiwa dalam tragedi di Stadion Kanjuruhan Malang ini.
Dilansir dari kompas.com pada Minggu (2/10/2022), pertama karena para korban terinjak-injak suporter lain saat kericuhan pecah.
Kedua, sebagian besar korban sesak nafas akibat semprotan gas air mata jajaran keamanan.
Ya, dalam insiden itu terlibat tim keamanan menembakkan gas air mata ke arah salah satu area tribun.
Perlu Anda tahu, pihak kepolisian umumnya menggunakan gas air mata untuk membubarkan aksi massa.
Misalnya membubarkan aksi massa kericuhan dalam aksi demo besar-besaran.
Gas air mata sendiri terbagi dalam beberapa jenis.
Dan gas CS disebut sebagai jenis gas air mata yang paling sering dipakai. Alasannya karena dianggap paling aman.
Sebab batas konsentrasi dalam gas CS hanya 5%.
Itulah yang membuat jenis air mata ini tergolong relatif aman. Sebab tidak menimbulkan masalah kesehatan yang serius.
Selain gas CS, ada juga gas CN dan CR. Akan tetapi kedua jenis gas air mata itu jarang digunakan karena lebih beracun.
Bahkasn gas CR diduga bisa menyebabkan kanker, menurut pemerintah Amerika Serikat (AS)
Meskipun efek gas air mata disebut relatif aman. Nyatanya sebagian besar gas air mata menimbulkan efek samping yang serius bagi kesehatan kita.
Ini karenanya nilai konsentrasi yang tinggi, misalnya gas CS yang sekitar 54%.
Apalagi gas CS juga memberikan efek yang besar pada mata.
Sebut saja menyebabkan mata perih hingga mengeluarkan air mata dalam jumlah banyak.
Lalu juga menimbulkan rasa gatal, sensasi terbakar, hingga gangguan penglihatan.
Akibat paling parah dari gas air mata adalah mereka memengaruhi sistem pernapasan, sekitar 32%.
Beberapa gejala yang bisa kita alami adalah batuk, mengeluarkan banyak dahak dan air ludah, nyeri dada, sesak napas, muntah, dan nyeri kepala.
Gejala-gejala itu bisa timus sekitar 20-60 detik sejak ada kontak dengan gas air mata.
Lalu akan membaik sekitar 10-30 menit, dengan catatan langsung menghindari lingkungan yang terpapar gas air mata.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR