Ia mengaitkannya dengan besar gaji seorang Irjen Pol yang diketahuinya, hingga mengungkapkan kecurigaannya.
“Berapa sih penghasilannya Ferdy Sambo per bulan, berapa sih penghasilannya Putri Candrawathi sebulan kok bisa mantransfer uang ratusan juta bulanan gitu ya untuk beberapa dapur, di Magelang sekian ratus juta, di Jakarta sekian ratus juta,” kata Martin.
“Setahu saya Irjen Pol itu gajinya itu Rp 30-an juta, kok bisa biaya hidupnya besar sekali, nah ini juga kan mencimbulkan kecurigaan, boleh dong kita minta penelurusan (PPATK),” ujarnya.
Menurut Martin, Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi (PPATK) seharusnya bukan hanya menelusuri rekening tersebut setelah Brigadir J tewas tetapi juga setahun ke belakang.
Selain itu, menurutnya PPATK juga harus berani memastikan siapa pengirim uang ke sejumlah rekening ajudan Ferdy Sambo.
“Apakah benar seperti kecapnya Arman Hanis, apakah benar seperti kecapnya Bapak Erman Umar bahwa yang mentransfer itu Bu PC atau Pak FS,” kata Martin.
“Kalau saya sih curiga bukannya ya, bisa jadi jangan-jangan orang lain gitu loh, nah ini kan harus ditelusuri juga, jangan-jangan uang tersebut atau pun patut diduga diperoleh dari proses yang tidak legal, nah inilah tugas dari PPAK," katanya.
Muncul kecurigaan adanya tindak pencucian uang yang dilakukan Ferdy Sambo dan istrinya, Putri Candrawathi, kekayaan tersangka kasus pembunuhan Brigadir J ini ternyata fantastis!
Kekayaan Ferdy Sambo ditaksir triliunan, bahkan bisa mengalahkan kekayaan Presiden.
Hal itu seperti diungkapkan Pengacara Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak, beberapa waktu lalu.
Saking fantastisnya kekayaan Ferdy Sambo, mantan Kadiv Propam Polri ini pun disebutnya sebagai Polisi Sultan.
Penulis | : | Khaerunisa |
Editor | : | Khaerunisa |
KOMENTAR