"Tetapi sekali lagi saya ingin penyidik mendalami kemungkinan ada pihak ketiga," ujarnya.
Taufan Damanik pun tidak menampik kemungkinan bahwa orang ketiga yang iktu menembak Brigadir J, selain Ferdy Sambo dan Bharada E, adalah Putri Candrawathi.
"Iya (termasuk Putri menembak). Makanya saya katakan juga berkali-kali saya mungkin dibaca mungkin record-nya (CCTV) diambil. Saya katakan saya belum begitu meyakini konstruksi peristiwa yang dibuat oleh penyidik sekarang, karena masih bergantung dari keterangan demi keterangan," jelas Taufan Damanik.
Belakangan, dugaan bahwa Putri Candrawathi turut menembak Birgadir J pun semakin menguat usai polisi melaksanakan uji poligraf terhadap para tersangka.
Pemeriksaan yang menggunakan alat pendeteksi kebohongan (lie detector) tersebut sudah dijalani empat dari lima orang tersangka.
Bahkan, Polisi pun kemudian berani buka-bukaan terkait bagaimana hasil dair tes tersebut terhadap Bharada E, Bripka RR, dan Kuat Ma'ruf.
Sayangnya, kepolisian justru berperilaku janggal saat ditanya tentang hasil uji poligraf terhadap Putri Candrawathi.
Mereka memilih untuk bungkam tentang apakah Putri Candrawathi telah berkata jujur saat diinterogasi dan melakukan rekonstruksi.
Sata ditanya terkait kejanggalan tersebut, Kepala Divisi Hubungan Masyarakat (Kadiv Humas) Polri Irjen Dedi Prasetyo menyebut bahwa hasil uji poligraf memang hanya untuk keperluan penyidik.
”Setelah saya berkomunikasi dengan Kapuslabfor (Kepala Pusat Laboratorium Forensik) dan operator poligraf, hasil poligraf atau lie detector itu adalah pro justisia. Itu konsumsinya penyidik,” kata Dedi dalam keterangan pers, Rabu (7/9/2022), seperti dilansir Kompas.id.
Di tengah belum tuntasnya kejanggalan yang muncul dari hasil uji poligraf, kejanggalan berikutnya muncul saat berkas perkara pembunuhan berencana Brigadir J dikembalikan oleh Kejaksaan Agung (Kejagung).
KOMENTAR