Intisari-Online.com – Terkait dengan kasus pembunuhan berencana Brigadir J, sebelumnya Polisi telah menghentikan pengusutan kasus dugaan pelecehan seksual karena tidak ditemukan adanya tindak pidana.
Namun, kasus dugaan pelecehan seksual terhadap Putri Candrawathi yang dilakukan oleh Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J kembali mencuat.
Bahkan Komisioner Komnas Perempuan Siti Aminah Tardi lebih jauh mengungkapkan, ada indikasi Putri Candrawathi mengalami trauma akibat kekerasan seksual.
Dugaan kekerasan seksual yang dilakukan oleh Brigadir J itu diduga dilakukan di Magelang, Jawa Tengah, sebelum Brigadir J tewas di rumah dinas Ferdy Sambo, di kawasan Duren Tiga, Jakarta Selatan.
Mengutip dari Kompas.com, Aminah mengatakan bahwa emosi Putri meluap dan gesturnya seperti menangis, Putri juga memijat jarinya dengan keras ketika menceritakan peristiwa di Magelang yang dianggapnya sebagai aib.
Hal tersebut menunjukkan indikasi trauma sebagai korban juga penyintas kekerasan seksual, menurut Aminah lagi.
Komnas Perempuan bertemu dengan Putri sebanyak empat kali, namun pihaknya dapat menggali keterangan dari Putri hanya pada pertemuan ketiga dan keempat.
Bahkan sebelumnya, Komnas Perempuan telah menyimpulkan adanya dugaan perkosaan terhadap Putri oleh Brigadir J di rumah singgah Ferdy Sambo di Magelang.
Kesimpulan itu berdasarkan keterangan yang dikumpulkan oleh Komnas Perempuan dari Putri Candrawathi sendiri, asisten rumah tangga bernama Susi dan Kuat Ma’ruf, serta kesesuaian keterangan kekasih Yosua, Vera Simanjuntak dengan keterangan Kuat, juga pada asesmen psikologis terkait trauma yang dialami Putri.
Namun, klaim Komnas Perempuan yang menyatakan gestur Putri yang telihat sebagai seorang trauma pasca kekerasan seksual, dibantah oleh seorang pakar mikro ekspresi, Monica Kumalasari.
Monica Kumalasari mengungkapkannya dalam video yang diunggahnya di kanal YouTube tvOneNews (31/8/2022), berdasarkan gerak dan ekspresi Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi seusai melakukan rekontruksi kasus pembunuhan berencana Brigadir J di rumah dinas Duren Tiga, Jakarta Selatan.
Monica menilai tidak ada spontanitas dalam peran kedua suami-istri itu, bahkan dia melihat apakah Putri Candrawathi merasa memiliki kesalahan atau rasa takut.
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR