Padahal Mengaku Syok dan Trauma 'Polah' Putri Candrawathi Ini Malah Bikin LPSK, 'Geleng-Geleng Kepala' Hal Tak Wajah Ini Dilakukan Putri Setelah Mengaku Dilecehkan Brigadir J

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Editor

Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi kala melakukan rekonstruksi kasus pembunuhan berencana Brigadir J.
Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi kala melakukan rekonstruksi kasus pembunuhan berencana Brigadir J.

Intisari-online.com - Sebelumnya, Komnas Perempuan mengatakan bahwa Putri Candrawathi dalam kondisi trauma usai menjadi korban pelecehan seksual.

"Dari pernyataan LPSK, sudah dikonfirmasi, ibu Putri Candrawathi, mengalami PTSD (gangguan stress pascatrauma), traumanya bukan mengada-ada," ungkap Komisioner Komnas Perempuan, Siti Aminah.

Ini membuat proses pemeriksaan terhadap Putri Candrawathi tidak bisa dilakukan dengan terburu-buru, karena berdampak buruk pada kondisi psikologis yang bersangkutan.

Namun, di balik laporan kondisi tersebut, LPSK juga menemukan ada kejanggalan.

Ketua Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) Edwin Partologi Pasaribu, mengatakan Ferdy Sambo memiliki 7 ajudan.

Mereka tidak memiliki kamar pribadi kecuali Brigadir J.

"Brigadir J punya kamar sendiri di Saguling, hanya yang punya di Saguling, ajudan lain enggak," katanya.

Edwin kemudian mengatakan, Brigadir J sudah dianggap seperti keluarga sendiri oleh Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi.

Hal ini membuatnya diberikan kepercayaan lebih untuk memegang anggaran kebutuhan semua ajudan Sambo.

Edwin mengatakan, dugaan pelecehan yang dilakukan Brigadir J pada Putri Candrawathi juga tidak masuk akal.

Dalam rekonstruksi, tergambar setelah peristiwa pelecehan Putri masih mencari dan memanggil Brigadir J.

"Ketika rekonstruksi Putri bertanya pada RR di mana Yosua," katanya.

Baca Juga: Walau Sudah Jelas Terbukti Rencanakan Pembunuhan Brigadir J, Ternyata Ferdy Sambo Bisa Saja Bebas dari Hukuman, Jika Polisi tak Sodorkan 'Bukti Terkuat' yang Meyakinkan Hakim

"Korban bertanya-tanya pada tersangka lainnya, untuk menghadap dirinya ke kamar, itu suatu hal yang unik," katanya.

Padahal korban kekerasan seksual, biasanya memiliki trauma yang luar biasa, sementara Putri Candrawathi malah masih bisa bertemu Brigadir J.

Selain itu, Putri juga tidak mengusir Brigadir J setelah mengalami dugaan kekerasan seksual.

Edwin mengatakan, ini tidak masuk akal jika Brigadir J diduga melakukan pelecehan seksual pada Putri Candrawathi.

Dalam rekonstruksi pembunuhan Brigadir J, tergambar bahwa setelah peristiwa yang disebut pelecehan itu, Putri memanggil Brigadir J.

"Ketika rekonstruksi masih tergambar bahwa pasca-peristiwa kekerasan seksual di Magelang, PC masih bertanya kepada RR di mana Yoshua? dan Yoshua masih menghadap PC di kamar," katanya.

"Jadi korban bertanya kepada pelaku dan pelaku menghadap korban di kamar, itu suatu hal yang unik," kata Edwin, Senin (5/9/2022).

"Korban kekerasan seksual kan mengalami trauma luar biasa, ini (Putri) masih nyari terduga pelaku, dan masih bisa ketemu terduga pelaku di kamarnya. Jadi ya sulitlah untuk dipahami," ujar dia.

Hal yang sulit dipahami lagi, kata Edwin, setelah terjadi dugaan kekerasan seksual, Putri tidak mengusir Brigadir J. Padahal, saat itu posisi Putri sebagai tuan rumah.

"Kalau dalam konteks kekerasan seksual bisa tinggal sama pelaku itu sulit dipahami, karena korban kan stres trauma depresi, kok masih bisa tinggal serumah?" ucap Edwin.

Padahal jika kasus ini segera dilaporkan, dengan Putri Candrawathi mengaku mengalami kekerasan seksual.

Polisi bisa mendapatkan bukti berupa hasil visum atau cairan sperma yang mungkin tertinggal dari kekerasan seksual.

Artikel Terkait