Juru bicara angkatan udara Ukraina Yuriy Ignat mengatakan rudal ditembakkan dari kapal perang di Laut Hitam dekat Krimea.
Suspilne mengutip komando militer selatan Ukraina yang mengatakan bahwa area penyimpanan gandum di pelabuhan itu tidak terkena.
“Sayangnya ada yang terluka. Infrastruktur pelabuhan rusak,” kata Gubernur Odesa Maksym Marchenko.
Tetapi Menteri Infrastruktur Oleksandr Kubrakov mengatakan di Facebook bahwa “kami melanjutkan persiapan teknis untuk peluncuran ekspor produk pertanian dari pelabuhan kami”.
'Mereka berbohong sepanjang waktu'
Oleksiy Goncharenko, seorang legislator Ukraina yang mewakili Odesa, mengatakan Moskow berada di balik serangan rudal dan menuduh Rusia “berbohong”.
“Mereka berbohong sepanjang waktu. Empat rudal, yang paling kuat dan paling tepat dari semua rudal Rusia, menyerang Odesa,” kata Goncharenko kepada Al Jazeera dari Washington, DC.
“Sudah jelas siapa yang melakukannya. Rusia tidak menginginkan kesepakatan biji-bijian. Mereka menginginkan kekacauan sebanyak mungkin,” katanya.
“Mereka ingin orang-orang kelaparan di Afrika Utara dan Timur Tengah dan wilayah lainnya. Mereka ingin orang-orang menderita dan mengalami kerusuhan sosial dan kerusuhan kelaparan. Itu sebabnya segera setelah mereka menandatangani kesepakatan, mereka mulai mengganggunya, ”tambahnya.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan Amerika Serikat mengutuk keras serangan itu dan mengatakan Rusia memikul tanggung jawab untuk memperdalam krisis pangan dunia.
Serangan itu “merusak kerja PBB, Turki dan Ukraina untuk mendapatkan makanan penting ke pasar dunia” kata Blinken dalam sebuah pernyataan.
Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell mengecam apa yang disebutnya serangan rudal "tercela" Rusia terhadap Odessa Ukraina.
“Menyerang target penting untuk ekspor biji-bijian sehari setelah penandatanganan perjanjian Istanbul sangat tercela dan sekali lagi menunjukkan pengabaian total Rusia terhadap hukum dan komitmen internasional,” tulisnya di Twitter.
KOMENTAR