Intisari - Online.com -Keadilan masih berpihak pada keluarga almarhum Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J, dengan permintaan otopsi ulang atau ekshumasi akhirnya diwujudkan.
Irjen Dedi Prasetyo, Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Polri, menyebut proses otopsi ulang akan dilakukan secepatnya dengan melibatkan sejumlah dokter forensik dari berbagai pihak.
"Informasi yang saya dapatkan dari kepala tim sidik, Pak Dirtipidum, sebenarnya dari komunikasi dari Dittipidum dengan pihak pengacara ini kalau bisa secepatnya," ujar Dedi dalam jumpa pers di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (22/7/2022).
Sebelumnya, Brigadir J merupakan korban kasus polisi tembak polisi yang terjadi di rumah dinas Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan Polri Irjen Ferdy Sambo di Kompleks Polri, Duren Tiga, Jakarta Selatan.
Agar penyelidikan berjalan objektif, Kepala Kepolisian RI Jenderal Listyo Sigit Prabowo sudah menonaktifkan sementara Ferdy guna menjaga objektivitas, transparansi, dan akuntabilitas penyelidikan dan penyidikan,
Dedi menyebut tujuh dokter forensik dari luar kepolisian sudah mengonfirmasi untuk melakukan otopsi ulang.
Nama ketujuh dokter forensik eksternal ini tidak disebutkan.
Namun, Dedi mengatakan mereka adalah orang-orang yang ahli dalam bidangnya, bahkan ada yang menjadi guru besar.
"Termasuk nanti dari kedokteran forensik dari Polri yang juga sudah memiliki pengalaman," tutur dia.
Dedi mengatakan, otopsi ulang jenazah Brigadir J harus dilakukan secepatnya demi mengurangi potensi pembusukan yang bisa mengganggu otopsi.
"Kalau semakin rusak, maka otopsi ulang atau ekshumasi semakin sulit," sambung Dedi.
Dedi juga mengaku bakal berkomunikasi dengan TNI untuk melibatkan dokter forensik dari instansi tersebut sesuai permohonan keluarga Brigadir J.
Dedi menyebut penyidik sangat terbuka terhadap pembuktian ilmiah oleh orang-orang yang ahli dalam bidangnya, agar kasus ini semakin terang, transparan, serta akuntabel.
Rencananya, otopsi ulang akan dilakukan di Jambi, tempat jenazah Brigadir J dimakamkan.
Kapolda Jambi, Irjen Albertus Rachmad Wibowo, mengaku dia masih menunggu arahan dari Mabes Polri terkait kapan otopsi ulang akan dilakukan.
Rencananya akan dilakukan di RSUD Sungai Bahar atau RSUD Raden Mattaher.
Namun keputusan final tetap tergantung tim khusus Mabes Polri.
Bantuan dari TNI
Bantuan dikerahkan dari TNI dengan panglima TNI, Jenderal Andika Perkasa, menyatakan siap mengerahkan dokter forensik terbaik guna membantu otopsi ulang jenazah Brigadir J.
“Saya, TNI, siap membantu dan kita pasti hadirkan dokter-dokter maupun semua perangkat medis yang diperlukan yang terbaik, karena ini adalah misi kemanusiaan,” kata Andika di Markas Komando Lintas Laut Militer, Jakarta Utara.
Untuk itu, ia meminta agar permohonan pelibatan dokter forensik disampaikan secara detail supaya objektivitas para dokter dapat diawasi.
“Yang lebih penting memang terkendali dalam arti tidak ada intervensi sedikit pun, sehingga mereka bisa memberikan opini yang benar-benar obyektif,” kata Andika.
Pelibatan dokter forensik dari TNI diharapkan memberikan penilaian dan sumbangsih dari segi keilmuan dalam otopsi ulang jenazah Brigadir J.
Namun, Andika mengungkapkan sampai saat ini Korps Bhayangkara belum mengajukan permintaan pelibatan dokter forensik TNI secara resmi.
“Tapi yakinlah, saya siap membantu. Kami punya rumah sakit yang cukup bagus, rumah sakit tingkat A kita ada tiga, kemudian rumah sakit yang lebih di bawah kelasnya juga banyak tersebar,” imbuh dia.