Intisari-online.com - Indonesia Police Watch (IPW) menyebut ada yang coba disembunyikan oleh polisi di balik kematian Brigadir J alias Nopryansah Yosua Hutabarat.
Proses autopsi yang dilakukan secara diam-diam ada pihak yang berani mengambil gambar luka Brigadir J.
"Wow dahsyat. Artinya autopsi dilakukan. Diambil secara diam-diam artinya yang mengambil ini tahu ada yang akan disembunyikan oleh polisi," ungkap Ketua IPW Sugeng Teguh Santoso dikutip dari KOMPAS TV, Selasa (19/7/2022).
"Dengan demikian, maka proses autopsi pertama diduga tidak sah," katanya.
Atas fakta-fakta baru tersebut, Sugeng menyampaikan kepada Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk menarik penanganan kasus tewasnya Brigadir J dari Polres Metro Jakarta Selatan.
Sementara, Tim Kuasa hukum keluarga Brigadir J, Kamarudin Simanjuntak mengungkap ada saksi perempuan yang memberanikan diri untuk mengambil foto hingga video kondisi jenazah Brigadir J.
Paparan bukti menunjukkan ada sejumlah luka di tubuh Brigadir J, yang saat itu disampaikan di hadapan para Jenderal (21/7).
Kamarudin mengatakan, luka disekujur tubuh Brigadir J terdokumentasi dalam foto maupun video.
Bukti tersebut didapatkan tak lama setelah polisi mengantarkan jenazah Brigadir J kepada keluarganya.
"Luka-luka itu, bukan didapat dari rumah sakit, tetapi diambil ketika di Jambi hari Minggu, polisi keluar dari rumah lalu dibuka baju yang dipkai almarhum, keadaan tubuh Brigadir J divideokan dan difoto," kata Kamaruddin, Rabu (20/7).
Menurut Kamaruddin, jenderal-jenderal polisi yang mendengarkan pemaparannya tersebut terpesona. Bahkan, kata dia, mereka tidak bisa membantah bukti yang ditunjukkannya.
Source | : | KompasTV |
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR