Intisari-Online.com - Puisi Aku karya Chairil Anwar termasuk puisi penyair terkemuka Indonesia ini yang paling fenomenal.
Puisi Aku karya Chairil Anwar ditulis pada tahun 1943.
Puisi berjudul "Aku" ini mungkin salah satu puisi yang paling sering kita dengar dari puluhan puisi karya Chairil Anwar.
Meski kini dikenal sebagai salah satu karya paling fenomenal Chairil Anwar, awalnya puisi ini sempat ditolak.
Penolakan datang dari redaktur Balai Pustaka Armijn Pane karena dianggap terlalu individualistis dan berbau pemujaan pada diri sendiri.
Selama hidupnya, Chairil Anwar sendiri telah melahirkan 96 karya, termasuk 70 puisi.
Karya sastra pertama Chairil Anwar adalah puisi bertajuk "Nisan", tahun 1942.
Lalu, seperti apa sajak lengkap puisi Aku karya Chairil Anwar yang fenomenal?
Baca Juga: Bisa Ikut Patah Hati! Ini Sederet Puisi Karya Chairil Anwar tentang Cinta
Inilah sajak lengkap puisi Aku karya Chairil Anwar:
Aku
Kalau sampai waktuku
‘Ku mau tak seorang ‘kan merayu
Tidak juga kau
Tak perlu sedu sedan itu
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang
Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang
Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
hingga hilang pedih peri
Dan aku akan lebih tidak peduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi
Maret 1943
Pesan yang ingin Chairil Anwar sampaikan melalui puisi "Aku" adalah kegigihan dan semangat perjuangan untuk membebaskan diri dari penjajahan.
Chairil Anwar lahir di Medan, Sumatra Utara pada tanggal 26 Juli 1922.
Ia merupakan putra dari pasangan Toeloes dan Saleha, yang keduanya berasal dari Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatra Barat.
Ayahnya adalah seorang Bupati Indragiri, Riau, yang tewas dalam Pembantaian Rengat.
Selain itu, ia masih memiliki hubungan persaudaraan dengan Perdana Menteri pertama Indonesia, Sutan Syahrir, yaitu keponakannya.
Chairil Anwar memulai pendidikannya di Hollandsch-Inlandsche School (HIS) atau sekolah dasar untuk kaum pribumi.
Setelah itu, ia melanjutkan pendidikannya di Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO).
Ketika usianya menginjak 18 tahun, Chairil tidak lagi bersekolah. Ia mengatakan bahwa sejak usia 15 tahun, ia sudah bertekad untuk menjadi seniman.
Kemudian, ia mulai lebih mendalami dunia sastra saat tinggal di Batavia (Jakarta), setelah pindah bersama ibunya pasca-perceraian orangtuanya.
Ingin ulasan lengkap tentang Chairil Anwar dan hal-hal yang tak pernah diketahui sebelumnya? Silakan beli koleksi Intisari terbaru di Grid Store atau Gramedia.
(*)