Dengan berteriak dan bersorak, warga telah mengantarkan leluhur mereka yang belum mencapai kebahagiaan hakiki.
Prosesi tradisi Mesuryak dilakukan saat matahari penuh energi, tepatnya pada pukul 09.00 – 12.00 WITA.
Diawali dengan dimulainya ibadah di rumah masing-masing warga, kemudian dilanjutkan di Pura Meraja (Pura Keluarga Besar), dan Pura Khayangan Tiga.
Setelah arak-arakan selesai, Mesuryak peralihan pun dimulai.
Seluruh keluarga besar mengadakan persembahyangan di merajan (pura keluarga) untuk keselamatan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, serta para leluhur yang ada di rumah sejak Galungan hingga Kuningan.
Sesaji untuk pergi ke Swarga Loka telah disiapkan di depan pintu gerbang rumah masing-masing orang.
Sesaji, atau disebut banten pengadegan, berisi nasi, telur, dan pis bolong.
Uang kepeng atau pis bolon gini juga digunakan dalam upacara kematian.
Jumlah uang kepeng untuk bekal para leluhur, disesuaikan dengan kemampuan masing-masing keluarga.
Lalu, Pendeta atau sesepuh Hindu melantunkan pujian dan ditutup dengan Mesuryak.
Setiap keluarga meninggalkan bekal berupa uang logam atau uang kertas.
Uang itu kemudian dilempar ke udara lalu disambut warga lainnya.
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR