Bahkan pada Februari 2021, Kolonel Timothy Monroe, komandan ATKG ke-25, sempat mengatakan betapa bangganya militer AS atas drone ini.
"Ini adalah momen yang menyenangkan di mana kami dapat menunjukkan nilai MQ-9 di seluruh dunia, tidak hanya di Timur Tengah."
“Kami dapat menunjukkan kepada sekutu NATO dan mitra koalisi kami bahwa pesawat tak berawak kami mampu diberi tugas yang paling sulit dan bisa melaksanakannya dengan baik."
Pada tahun 2018, Defense News melaporkan bahwa USAF telah membangun hanggar di Pangkalan Udara ke-71 yang mampu menampung drone.
Inggris membeli MQ-9 Reaper pada tahun 2006 dan menyebarkannya di Afghanistan pada tahun berikutnya.
Secara total, lima drone Reaper mampu menawarkan 36 jam cakupan pengawasan gabungan di negara ini, dengan sorti individu hingga 16 jam.
Total, drone Reaper yang digunakan Inggris menerbangkan total 71.000 jam terbang di Afghanistan dan menjatuhkan 510 senjata berpemandu.
Drone MQ-9 Reaper juga pernah digunakan dalam serangan udara yang menewaskan dua jihadis ISIS di Suriah tewas pada September 2015.
Katanya, drone ini juga digunakan dalam perang di Ukraina.
Untuk sekarang, tidak ada yang tahu apa penyebab pesawat tak berawak MQ-9 Reaper jatuh dan terbakar.
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR