Terlepas dari ribuan potongan yang ditemukan di trousseau penguburan yang mewakili tugas klasifikasi raksasa untuk arkeolog, pers mulai menulis cerita fantastis yang menghubungkan penemuan dengan peristiwar supranatural.
Di atas segalanya, gagasan terkenal bahwa makam firaun memiliki ‘kutukan’ yang akan menimpa siapa saja yang mencoba mengaksesnya.
Penulis dan mistikus Inggris Marie Corelli memastikan bahwa kisah ‘kutukan’ Tutankhamin melintasi Atlantik, yaitu sebulan setelah pembukaan sarkofagus, buku terlaris menerbitkan sebuah surat di New York World yang memastikan bahwa dia memiliki prasasti Mesir Kuno yang menegaskan hukuman menunggu mereka yang telah menodai makam.
Dua minggu setelah artikel Corelli itu, peristiwa tentang ‘kutukan’ menjadi terkenal di seluruh dunia pun terjadi, Lord Carnovan meninggal karena infeksi di sebuah hotel di Kairo.
Sejak itu, masyarakat Inggris pun mempercayai akan keberadaan ‘kutukan’ Tutankhamun.
Arthur Conan Doyle menyatakan dirinya percaya pada 'kutukan' dan menguraikan berbagai teori untuk menjelaskan operasinya.
Mulai dari gagasan bahwa orang Mesir kuno dengan sengaja menggunakan racun sebelum menyegel makam hingga fakta bahwa pembukaan sarkofagus berarti pelepasan makhluk hantu yang bersalah atas kematian.
Kemudian perhatian media pun terfokus pada lima puluh delapan orang yang hadir saat sarkofagus Tutankhamun dibuka.
Kematian Carnarvon diikuti oleh kematian saudaranya Audrey Herbert dan Archibald Douglas Reid (ahli radiologi yang memeriksa jenazah firaun) pada tahun yang sama.
Kebetulan-kebetulan itu memancing segala macam spekulasi dan data yang memastikan bahwa dari kelompok lima puluh delapan, setidaknya lima belas orang kehilangan nyawa dalam lima tahun berikutnya.
Hingga kemudian para ahli memberikan penjelasan ilmiah untuk ‘kutukan Tutankhamun’ berikut ini, melansir historicaleve.
Sejak itu, berbagai teori mencoba menjelaskan rangkaian kebetulan ini dari sudut pandang ilmiah, hipotesis yang mengalisis fakta dan menunjukkan bahwa pada kenyataannya, ‘kutukan’ itu tidak lebih dari sekelompok peristiwa tanpa hubungan khusus di antara mereka, dan dimulai dengan kematian Lord Carnarvon.
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR