Intisari-Online.com - Bagaimana proses berdirinya Mataram Kuno?
Mataram Kuno merupakan kerajaan bercorak Hindu-Buddha pernah berkembang di Bhumi Mataram (sebutan lama untuk Yogyakarta).
Kerajaan Mataram Kuno juga sering disebut sebagai Kerajaan Mataram Hindu atau Kerajaan Medang.
Kerajaan ini pertama kali didirikan pada 732 Masehi, kemudian runtuh pada abad ke-11.
Pendirinya adalah Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya, sekaligus raja pertama Mataram Kuno. Ia berkuasa antara 732-760 Masehi.
Berkuasa hampir selama 3 dekade, ada tiga dinasti yang pernah memerintah kerajaan ini.
Di antaranya Dinasti Sanjaya dan Dinasti Syailendra (di Jawa Tengah), serta Dinasti Isyana (di Jawa Timur).
Sementara puncak kejayaan Mataram Kuno berlangsung pada masa pemerintahan Dinasti Syailendra, yang berkuasa mulai akhir abad ke-8.
Berikut ini proses berdirinya Mataram Kuno, berdasarkan bukti peninggalannya.
Pendirian Kerajaan Mataram Kuno tercatat dalam Prasasti Canggal.
Prasasti ini bertanggal 732 M, ditemukan di halaman Candi Gunung Wukir di desa Canggal.
Prasasti ini menggunakan huruf pallawa dan bahasa Sansekerta.
Dalam Prasasti Canggal tercatat bagaimana pendirian Kerajaan Mataram Kuno.
Diceritakan dalam Prasasti Canggal tentang pendirian lingga atau lambang Dewa Siwa di Desa Kunjarajunca oleh Raja Sanjaya.
Prasasti ini juga menyebutkan nama dari pemimpin sebelumnya yaitu Sanna.
Menurut Prasasti Canggal dan Carita Parahyangan, raja pertamanya, Raja Sanjaya, dikenal sebagai raja yang bijaksana, cakap, adil, dan taat dalam beragama.
Di bawah pemerintahannya, wilayah Kerajaan Mataram Kuno semakin luas dan rakyatnya sejahtera.
Kerajaan ini juga menjadi pusat pembelajaran agama Hindu, dibuktikan dengan banyaknya pendeta yang berkunjung dan menetap di Mataram.
Pada pertengahan abad ke-8, Raja Sanjaya wafat dan digantikan oleh putranya, Rakai Panangkaran.
Setelah Rakai Panangkaran wafat, kemudian Kerajaan Mataram Kuno terpecah menjadi dua.
Dinasti Sanjaya memerintah Kerajaan Mataram Kuno bercorak Hindu di Jawa Tengah bagian utara.
Sementara Dinasti Syailendra memerintah Kerajaan Mataram Kuno bercorak Buddha di Jawa Tengah bagian selatan.
Muncul pada abad ke-8, periode kepemimpinan Dinasti Syailendra menjadi masa keemasan Kerajaan Mataram Kuno.
Raja pertama Kerajaan Mataram Kuno dari Dinasti Syailendra adalah Sri Dharmatungga.
Pada masa pemerintahannya, konon wilayah kekuasaannya mencapai Semenanjung Malaka.
Kerajaan Mataram Kuno akhirnya bersatu kembali setelah perkawinan Rakai Pikatan dari Dinasti Sanjaya dan Pramodhawardani dari Wangsa Syailendra.
Pada 929 masehi, ibu kota Mataram Kuno dipindahkan oleh Mpu Sindok ke Jawa Timur dengan pusat pemerintahan di antara Gunung Semeru dan Gunung Wilis.
Terdapat beberapa alasan yang diperkirakan menjadi sebab perpindahan ini, seperti faktor bencana alam, politik, dan adanya ancaman dari kerajaan lain.
Mpu Sindok kemudian dinobatkan sebagai raja pertama dari Dinasti Isyana.Dalam Prasasti Pucangan yang dikeluarkan Raja Airlangga pada 1041 M, istilah Wangsa Isyana dapat dijumpai.
Setelah pindah ke Jawa Timur inilah Mataram Kuno sering disebut sebagai Kerajaan Medang.
Sesuai Prasasti Turyan, ibu kota pertamanya berada di Tamwlang, daerah yang saat ini berada di sekitar Jombang.
Masa kekuasaan Kerajaan Mataram Kuno di Jawa Timur tidak berlangsung lama.Pada 1017 M, Kerajaan Mataram Kuno akhirnya runtuh setelah peristiwa Pralaya Medang.
(*)