Melansir the culture trip, tindakan yang tidak biasa ini dikatakan untuk membersihkan bayi yang baru lahir dari dosa asal mereka, yang menurut kepercayaan orang Kristen semua manusia membawanya sebagai akiabt dari ketidaktaatan Adam dan Hawa terhadap Tuhan di Taman Eden.
Perayaan budaya yang penting itu sekarang dianggap sebagai warisan kota setempat.
Setelah Colacho melompati bayi-bayi itu, bayi-bayi itu dihujani kelopak mawar dan diberkati oleh pendeta setempat sebelum diambil kembali oleh orangtuanya.
Terlpas dari fondasi keagamaan, perayaan Salto del Colacho telah membuat otoritas Katolik tertinggi mengernyitkan keningnya.
Paus Benediktus menginstruksikan imam Katolik di daerah itu untuk menjauhkan diri dari praktik tersebut karena dianggap bertentangan dengan praktik Katolik tradisional.
Di banyak tempat, bayi disambut ke dalam komunitas agama, dan diampuni dosa asalnya, melalui ritual pembaptisan, dengan menuangkan air ke atas kepala anak itu dan diberkati oleh pendeta.
Sebaliknya, Salto del Colacho dipandang sebagai sesuatu yang tidak ortodoks dan sesuatu yang ingin dilihat oleh anggota Gereja Katolik tertentu menghilang.
Namun terlepas dari kontroversinya, kota Castrillo de Murcia terus merayakan Salto del Colacho setiap tahun.
Tampaknya tradisi ini telah bertahan selama lebih dari empat abad, jadi tidak mungkin hilang dalam waktu dekat.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR