Buya mengikuti rapat RT hingga bersama warga berkeliling mencari hewan korban.
"Buya merasa dirinya bagian dari masyarakat dan tidak ada sekat. Buya itu rapat RT, rapat takmir, ikut tirakatan 17an sampai malam,"tuturnya.
Saat Buya harus dirawat, maupun kala istrinya operasi lutut pihak rumah sakit berniat untuk menggratiskan.
Namun saat itu Buya Syafii Maarif menolak niat pihak rumah sakit.
Buya juga berteman dan bersahabat dengan siapapun.
Dia dekat dengan para pemuka agama apapun. "Pokoknya soal pergaulan Buya itu sudah meretas batas-batas primordial keagamaan, suku, bangsa. Untuk pergaulan Buya itu masuk ke semua lini," tegasnya.
Buya Syafii juga pernah viral pada Agustus 2018 lalu lantaran potretnya yang sedang menunggu kereta di Stasiun Tebet.
Kesederhanaan Buya Syafii juga terekam saat ia tertangkap kamera tengah mengayuh sepeda di sebuah jalanan komplek perumahan.
(*)
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Muflika Nur Fuaddah |
KOMENTAR