Intisari-Online.com - Rencana pembunuhan terhadap Presiden Amerika Serikat (AS) ke-43, Goerge Bush, diungkap FBI baru-baru ini.
Dalam pernyataan yang mengejutkan itu, FBI mengungkap bahwa rencana tersebut melibatkan penyelundupan operasi ISIS ke Amerika.
Seorang warga Irak yang diduga memebantu penyelundupan anggota ISIS ke Amerika telah didakwa dalam skema pembunuhan mantan Presiden George W. Bush.
Melansir rt.com, warga Irak tersebut dituduh berencana membantu anggota kelompok teroris Negara Islam (IS, sebelumnya ISIS) memasuki Amerika dan membunuh mantan presiden.
Warga irak bernama Shihab Ahmed Shihab Shihab (52) itu ditangkap satuan tugas terorisme FBI pada hari Selasa karena "membantu dan bersekongkol untuk membunuh mantan Presiden Amerika Serikat George W. Bush," di antara tuduhan lainnya, menurut Departemen Kehakiman AS.
Shihab diduga melakukan perjalanan ke Dallas, Texas awal tahun ini untuk mengawasi rumah Bush, dan menerima puluhan ribu dolar pada akhir tahun 2021 untuk membantu menyelundupkan anggota ISIS ke negara itu melalui perbatasan selatan sambil bekerja dengan sumber rahasia FBI.
Pria Irak itu tiba di AS pada tahun 2020 dengan visa pengunjung yang diperoleh dengan bantuan "kontraktor Irak-Amerika yang korup di kedutaan AS," klaim FBI, dan bekerja di sejumlah pekerjaan di sekitar Ohio dan Indiana sejak saat itu.
Muncul di pengadilan federal pada hari Selasa, Shihab bukan hanya didakwa terkait percobaan pembunuhan mantan presiden AS.
Ia juga didakwa karena mencoba membawa seseorang secara ilegal ke negara itu, yang dapat mengakibatkan hukuman 10 tahun.
Sementara atas percobaan pembunuhan mantan Presiden AS, dia terancam hukuman hingga 20 tahun penjara.
Menurut dokumen yang diajukan FBI di pengadilan federal di Columbus, Ohio, Shihab disebut mengungkap alasan di balik rencana pembunuhan George Bush.
"Shihab mengatakan kepada informan bahwa mereka ingin membunuh Bush, yang memerintahkan invasi ke Irak pada tahun 2003,
"karena mereka merasa bahwa dia bertanggung jawab untuk membunuh banyak orang Irak dan menghancurkan seluruh negara Irak."
Selain itu, disebut bahwa Shihab mengatakan kepada informan bahwa dia adalah sepupu dari mantan Kepala ISIS Abu Bakr al-Baghdadi dan telah membunuh orang Amerika pada tahun-tahun setelah invasi.
Pemerintahan George W. Bush sendiri membuat sejumlah klaim tentang pemerintah pemimpin Irak Saddam Hussein, termasuk bahwa ia memiliki senjata pemusnah massal, menimbulkan ancaman dekat ke Eropa dan diam-diam bersekutu melawan AS dengan Al-Qaeda, kelompok teroris di balik serangan September 2001.
Tuduhan yang salah digunakan untuk membenarkan invasi ke Irak tahun 2003 kepada publik Amerika.
Pendudukan pimpinan AS oleh pasukan NATO itu menjerumuskan negara Timur Tengah ke dalam kekacauan, menyebabkan ratusan ribu kematian dan riak ketidakstabilan yang menyebar ke seluruh wilayah.
Baca Juga: Titik Pijat Kaki untuk Tidur Anda yang Makin Nyenyak dan Berkualitas
(*)