Guling diibaratkan sebagai teman atau pendamping tidur.
Pasalnya, saat itu banyak dari orang-orang Belanda yang datang ke Indonesia tidak membawa serta pasangan atau istrinya.
Untuk memenuhi keinginannya ditemani wanita, sebenarnya banyak dari para laki-laki Belanda memiliki gundik atau menyewa pekerja seks.
Tetapi, ada pula sebagian dari mereka yang pelit atau tidak memiliki uang, sehingga terciptanya bantal guling.
Orang Belanda membuat guling dengan panjang menyerupai manusia dan terletak di atas tempat tidur.
Guling saat itu diberi nama Dutch wife atau istri Belanda.
Pengaruh China ke wilayah Nusantara juga disebut-sebut membuat bantal guling semakin terkenal dan banyak ditiru oleh orang-orang Indonesia.
Melansir History, guling disebut lahir dari kebudayan Indisch abad ke-18 dengan percampuran budaya Eropa, Indonesia, dan China.
Tetapi, saat itu bantal guling biasanya hanya digunakan hanya kalangan atas atau orang kaya.
Keberadaan guling pun cukup menarik perhatian bagi orang-orang yang baru datang ke Indonesia, salah satunya sejarawan dari AS, Abbot.
Penulis | : | Khaerunisa |
Editor | : | Khaerunisa |
KOMENTAR