Coen melakukan beragam cara untuk mendorong pasukan Banten keluar dari Jacatra.
Pada 30 Mei 1619, ia membakar kota, yang kemudian di atas reruntuhan itu didirikan kota Batavia Belanda.
Dia kemudian memberi perintah untuk mengejar armada Inggris yang telah tersebar di seluruh nusantara.
Sementara sebuah kota berbenteng di bagian barat nusantara, yang segera menjadi pusat kekuasaan Belanda di Asia, telah tersedia untuknya.
Itulah bagaimana Jan Pieterszoon Coen dikenal sebagai pendiri Batavia.
Baca Juga: PPDB Sumut 2022, Catat Jadwal untuk SMA/SMK, Jangan Sampai Kelewat!
Ambisi Pieterszoon Coen untuk membangun jaringan perdagangan inter-Asia
Coen sendiri mempunyai visi untuk membangun jaringan perdagangan inter-Asia, alasan ini pula yang membuat Balavia dipilih untuk membangun bandar VOC.
Batavia dianggap lebih strategis, sedangkan Ambon kurang mendukung ambisinya tersebut.
Meskipun Maluku memang merupakan penghasil utama rempah-rempah, namun lokasinya dianggap kurang strategis dan jauh dari rute perdagangan Asia, sehingga susah untuk dijangkau oleh kapal-kapal dari wilayah atau negara lain.
Selain itu, Batavia juga berdekatan dengan Selat Malaka dan Selat Sunda, sehingga dapat membuat VOC lebih mudah untuk berelasi dengan pelabuhan-pelabuhan besar, seperti Banten, Cirebon, Aceh, dan kawasan Malaya.
Alasan lainnya, Batavia juga sudah eksis menjadi salah satu pusat perdagangan paling sibuk di Jawa Barat sejak lama, tepatnya sekitar tahun 1570-an.
Para pedagang dari China, India, Jepang, dan Melayu juga kerap singgah di Batavia.
Kelebihan-kelebihan yang ada di Batavia itulah yang membuat J.P Coen memindahkan pusat VOC dari Maluku ke Batavia.
(*)
Penulis | : | Khaerunisa |
Editor | : | Khaerunisa |
KOMENTAR