Intisari-Online.com - Sempat berada di Banten dan Ambon, mengapa VOC membangun bandar di Batavia pada tahun 1619?
Kongsi dagang milik Belanda yang akrab disebut VOC berdiri pada 20 Maret 1602.
VOC dibentuk dengan tujuan untuk menghindari persaingan yang terjadi antarpedagang Belanda di Asia.
Kemudian, untuk bisa mengembangkan aktivitas dagangnya, VOC membangun markas di Banten pada 1603.
Sultan Banten saat itu, yakni Sultan Abdul Mafakhir Mahmud Abdul Kadir, memperbolehkan VOC untuk mendirikan dermaga, kantor administrasi, serta gudang di sana.
Tapi rupanya, Banten tidak hanya memberikan hak tersebut kepada VOC saja, melainkan juga kepada kongsi dagang milik Inggris, East India Company (EIC). Bahkan, EIC mendapat lokasi yang jauh lebih baik ketimbang VOC.
Maka, VOC pun memindahkan pusat aktivitas dagangnya ke Ambon. Alasan dipilihnya Ambon karena kota ini telah berhasil direbut oleh Belanda dari tangan Portugis.
Lalu, mengapa kemudian VOC malah membangun bandar di Batavia pada tahun 1619?
Baca Juga: Sejarah Kehadirannya dan Mengapa VOC Dikatakan sebagai Negara dalam Negara
Baca Juga: Inilah Latar Belakang Lahirnya Gerakan Reformasi Tahun 1998
Untuk alasan mengapa VOC membangun bandar di Batavia pada tahun 1619 yaitu karena Batavia dianggap memiliki lokasi lebih strategis.
Sehingga, Batavia atau Jayakarta dianggap lebih berpotensi untuk bisa mengembangkan usaha dagang VOC.
Sosok yang menggagas pemindahan tersebut adalah gubernur jenderal pertama VOC, Pieter Both (memerintah tahun 1610-1619).
Namun, kemudian ide tersebut direalisasikan oleh Jan Pieterszoon Coen atau J.P Coen, gubernur jenderal keempat dari Hindia Belanda.
Tentang Jan Pieterszoon Coen
Jan Pieterszoon Coen merupakan seorang saudagar Belanda yang kemudian dikenal sebagai pendiri Batavia.
Pada Oktober 1617, Coen menerima kabar pengangkatannya sebagai gubernur jenderal Hindia Belanda, dan resmi menjabat pada tahun 1619.
Pada akhir 1618, pasukan Inggris, dengan armada yang dipimpin oleh Sir Thomas Dale, tiba di Jacatra dan mencoba mendirikan benteng di sana.
Pertempuran laut terjadi, dengan Coen yang memiliki beberapa kapal berisi barang dagangan berharga.
Seketika dia memberi perintah untuk mempertahankan benteng Jacatra sebaik mungkin dari Inggris.
Lalu, ia berangkat ke Amboina (Ambon di Maluku) untuk menata kembali armadanya.
Pada Februari 1618, sultan Banten mengalahkan pasukan Belanda di Jacatra dan mengepung benteng Belanda.
Coen melakukan beragam cara untuk mendorong pasukan Banten keluar dari Jacatra.
Pada 30 Mei 1619, ia membakar kota, yang kemudian di atas reruntuhan itu didirikan kota Batavia Belanda.
Dia kemudian memberi perintah untuk mengejar armada Inggris yang telah tersebar di seluruh nusantara.
Sementara sebuah kota berbenteng di bagian barat nusantara, yang segera menjadi pusat kekuasaan Belanda di Asia, telah tersedia untuknya.
Itulah bagaimana Jan Pieterszoon Coen dikenal sebagai pendiri Batavia.
Baca Juga: PPDB Sumut 2022, Catat Jadwal untuk SMA/SMK, Jangan Sampai Kelewat!
Ambisi Pieterszoon Coen untuk membangun jaringan perdagangan inter-Asia
Coen sendiri mempunyai visi untuk membangun jaringan perdagangan inter-Asia, alasan ini pula yang membuat Balavia dipilih untuk membangun bandar VOC.
Batavia dianggap lebih strategis, sedangkan Ambon kurang mendukung ambisinya tersebut.
Meskipun Maluku memang merupakan penghasil utama rempah-rempah, namun lokasinya dianggap kurang strategis dan jauh dari rute perdagangan Asia, sehingga susah untuk dijangkau oleh kapal-kapal dari wilayah atau negara lain.
Selain itu, Batavia juga berdekatan dengan Selat Malaka dan Selat Sunda, sehingga dapat membuat VOC lebih mudah untuk berelasi dengan pelabuhan-pelabuhan besar, seperti Banten, Cirebon, Aceh, dan kawasan Malaya.
Alasan lainnya, Batavia juga sudah eksis menjadi salah satu pusat perdagangan paling sibuk di Jawa Barat sejak lama, tepatnya sekitar tahun 1570-an.
Para pedagang dari China, India, Jepang, dan Melayu juga kerap singgah di Batavia.
Kelebihan-kelebihan yang ada di Batavia itulah yang membuat J.P Coen memindahkan pusat VOC dari Maluku ke Batavia.
(*)